Selamat Datang, Salam "BELA NEGARA" , "NKRI HARGA MATI"
Home » , » Ground Breaking Pembangunan Industri Propelan di Subang, Mewujudkan Kemandirian Alutsista

Ground Breaking Pembangunan Industri Propelan di Subang, Mewujudkan Kemandirian Alutsista

Written By Jurnal Pertahanan on Rabu, 15 Oktober 2014 | 20.30

Jakarta - Dalam upaya mewujudkan kemandirian bangsa khususnya untuk penguasaan kemampuan di bidang industri alat utama sistem pertahanan (alutsista), Kementerian Perindustrian terus mendorong pembangunan da npengembangan industri propelan. Hal tersebut disampaikan Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat dalam sambutannya pada acara Ground Breaking Pembangunan Industri Propelan di Subang, akhir pekan lalu. Pada acara tersebut juga dihadiri Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Kedubes Perancis, dan Direksi PT. Dahana (Persero).

Pembangunan industri propelan tersebut merupakan salah satu jalinan hubungan bisnis antara Indonesia dengan Perancis dalam hal ini Roxel dan Eurenco. “Semoga hubungan dua negara yang diwujudkan dalam kerjasama bidang industri alutsista ini semakin meningkat di masa mendatang. Saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras sehingga acara ini dapat terselenggara dengan baik,” tegas Menperin yang dikutip dari siaran pers, Minggu.

Dalam kerjasama ini, Eurenco bertindak sebagai perusahaan yang mengembangkan, memproduksi dan menyediakan aneka ragam bahan energetik untuk pertahanan dan pasar komersial. Sedangkan, Roxel France sebagai perusahaan yang memiliki keahlian dalam bidang desain, pengembangan, produksi serta pemasaran motor roket dan peralatan terkait hardware dan perangkat ledak. Sementara itu, PT. Dahana (Persero), sebagai perusahaan milik negara yang bergerak di bidang industri bahan peledak, bersama dengan Eurenco serta Roxel telah berkomitmen untuk saling membantu dan mendukung pemerintah RI dalam mempersiapkan pabrik propelan dan spherical powders di Indonesia.

Produk yang dihasilkan nantinya akan diserap oleh industri pertahanan dalam negeri, karena produk tersebut merupakan bahan baku pembuatan peluru, roket, peluru kendali (missile), serta propelan untuk amunisi kaliber kecil, menengah dan besar. Diharapkan, berdirinya pabrik propelan ini dapat memenuhi kebutuhan propelan di Indonesia dengan kemampuan produksi nitrogliserin sebanyak 200 ton/tahun, spherical powder (propelan double base untuk MKK) sebanyak 400 ton/tahun, propelan double base roket sebanyak 80 ton/tahun, dan propelan komposit sebanyak 200 ton/tahun.

Menurut Menperin, gagasan untuk mendirikan pabrik propelan di dalam negeri sudah cukup lama. Oleh karena itu, penelitian dan pengembangan terus dilakukan karena untuk memproduksi propelan memerlukan teknologi yang cukup sulit. Terlebih lagi, bahan baku utama sulit didapatkan, seperti nitrogliserin. “Apabila ditinjau dari aspek ekonomi dan bisnis pembuatan pabrik propelan ini membutuhkan investasi yang cukup besar dan tidak pada skala ekonomis sehingga tidak layak secara financial, sehingga tidak memungkinkan apabila pabrik ini didirikan oleh industri.Namun, ada beberapa aspek lainnya yang tidak kalah penting yang dapat memungkinkan didirikan pabrik propelan,” tegas Menperin.Aspek penguasaan teknologi merupakan aspek yang tidak kalah penting dalam pengembangan industri nasional.

Diharapkan, pendirian pabrik propelan di dalam negeri mampu memberikan manfaat seperti: (a) Kemandirian ketahanan dan pertahanan nasional serta penegakan kedaulatan negara, karena propelan merupakan komponen utama untuk munisi dan roket bagi kebutuhan operasi TNI dan Polri; (b) Terdukungnya kebutuhan operasi baik kuantitas maupun kualitas, seperti kegiatan komando pendidikan, bekal persediaan di seluruh Kodam, serta bekal pertahanan di tempat-tempat strategis/instalasi strategis dan latihan rutin untuk satuan/pasukan; (c) Sebagai salah satu sumber daya dalampengembangan Alutsista.

Di samping itu, Menperin menegaskan, eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merupakan negara kepulauan terbesar harus dapat mempertahankan dari ancaman, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Ancaman ini dapat berupa ancaman konvesional dan non-konvensional. Untuk mengantisipasi adanya potensi ancaman tersebut, diperlukan kemandirian kemampuan terutama dalam hal Hankamnas dan penyediaan Alutsista. Dalam menghadapi situasi global yang semakin tidak menentu, stabilitas nasional menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Oleh karena itu, memantapkan stabilitas nasional dibutuhkan dukungan berbagai pihak, tidak hanya dari TNI semata, tetapi juga dari Industri Pertahanan dalam negeri.

Pendirian pabrik ini dalam jangka pendek bertujuan untuk memproduksi propelan amunisi dan roket serta dapat menghemat devisa karena selama ini kebutuhan propelan Indonesia diimpor dari luar negeri. Sedangkan dalam jangka panjang, pabrik ini bertujuan untuk diversifikasi produk propelan dan penetrasi pasar regional.Dengan adanya pabrik ini diharapkan dapat tercipta kemandirian propelan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan kepada pihak asing.

Sumber: Neraca.co.id
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger

Defence Media Center

Kementerian Pertahanan

HARI BELA NEGARA 2015

HARI BELA NEGARA 2015

PERHATIAN

"Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut"

Terima kasih

Admin

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. JURNAL PERTAHANAN - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger