Sabah, - Kesultanan Sulu meminta gencatan senjata
dengan otoritas Malaysia di wilayah Sabah. Tujuannya, supaya para
pengikut Sultan Sulu asal Filipina selatan itu bisa menguburkan
orang-orang mereka yang tewas dalam bentrokan di kota Lahad Datu, Sabah
pada Jumat, 1 Maret lalu.
"Malaysia adalah negara muslim jadi mereka harusnya mengerti bahwa kami perlu menguburkan orang-orang kami yang tewas," kata Abraham Idjirani, juru bicara Sultan Jamalul Kiram III, penguasa Kesultanan Sulu seperti diberitakan harian The Star, Kamis (7/3/2013).
"Saya harap Malaysia akan mempertimbangkan hal ini," imbuhnya.
Sebanyak 12 pengikut Sultan Sulu tewas dalam serbuan aparat polisi Malaysia di desa pantai Tanduo pada 1 Maret lalu. Dalam baku tembak yang terjadi selama sekitar 30 menit itu, dua polisi Malaysia juga tewas.
Sekitar 200 orang pengikut Sultan Sulu tiba di Sabah pada 9 Februari lalu untuk mengklaim daerah itu sebagai milik leluhur mereka berdasarkan dokumen-dokumen sejarah. Hingga saat ini mereka masih berada di wilayah tersebut dan operasi pengejaran pun terus dilakukan otoritas Malaysia untuk menangkap mereka.
"Malaysia adalah negara muslim jadi mereka harusnya mengerti bahwa kami perlu menguburkan orang-orang kami yang tewas," kata Abraham Idjirani, juru bicara Sultan Jamalul Kiram III, penguasa Kesultanan Sulu seperti diberitakan harian The Star, Kamis (7/3/2013).
"Saya harap Malaysia akan mempertimbangkan hal ini," imbuhnya.
Sebanyak 12 pengikut Sultan Sulu tewas dalam serbuan aparat polisi Malaysia di desa pantai Tanduo pada 1 Maret lalu. Dalam baku tembak yang terjadi selama sekitar 30 menit itu, dua polisi Malaysia juga tewas.
Sekitar 200 orang pengikut Sultan Sulu tiba di Sabah pada 9 Februari lalu untuk mengklaim daerah itu sebagai milik leluhur mereka berdasarkan dokumen-dokumen sejarah. Hingga saat ini mereka masih berada di wilayah tersebut dan operasi pengejaran pun terus dilakukan otoritas Malaysia untuk menangkap mereka.
Sumber: detiknews
0 komentar:
Posting Komentar