Bangkok, (Analisa).
Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra mengatakan pihaknya perlu
waktu bertahun-tahun untuk memecahkan krisis di Thailand Selatan yang
bergolak, dan mengatakan bahwa kesepakatan terbaru dengan kelompok
gerilyawan hanyalah langkah utama menuju perdamaian, kata Kantor Berita
Thailand, Jumat (8/3).
PM Yingluck
meyakinkan bahwa pemerintah akan melakukan yang terbaik untuk membawa
perdamaian ke provinsi perbatasan selatan itu, yang didominasi oleh
mayoritas Muslim.
Bulan lalu, otoritas Thailand, dengan bantuan pihak berwenang Malaysia, menandatangani perjanjian perdamaian dengan kelompok Koordinasi BRN, yang diyakini memiliki kontrol atas para pejuang pemberontak di Thailand Selatan yang bergolak.
Adalah tidak mungkin bahwa situasinya akan langsung membaik setelah kesepakatan itu ditandatangani, katanya.
Sementara itu, oposisi Demokrat pimpinan Abhisit Vejjajiva meminta pemerintah untuk lebih berhati-hati di babak berikut pembicaraan dengan pemimpin gerilyawan, yang ditetapkan pada 28 Maret.
Lebih 5.000 orang telah tewas dan lebih dari 9.000 terluka dalam lebih dari 11.000 insiden, atau sekitar 3,5 insiden per hari, di tiga provinsi perbatasan Thailand selatan, yang didominasi etnis Melayu Muslim, yakni Yala, Pattani, Narathiwat serta empat distrik Songkhla - sejak kekerasan meletus pada Januari 2004, menurut Tonton Deep South, yang memonitor kekerasan regional.
Bulan lalu, otoritas Thailand, dengan bantuan pihak berwenang Malaysia, menandatangani perjanjian perdamaian dengan kelompok Koordinasi BRN, yang diyakini memiliki kontrol atas para pejuang pemberontak di Thailand Selatan yang bergolak.
Adalah tidak mungkin bahwa situasinya akan langsung membaik setelah kesepakatan itu ditandatangani, katanya.
Sementara itu, oposisi Demokrat pimpinan Abhisit Vejjajiva meminta pemerintah untuk lebih berhati-hati di babak berikut pembicaraan dengan pemimpin gerilyawan, yang ditetapkan pada 28 Maret.
Lebih 5.000 orang telah tewas dan lebih dari 9.000 terluka dalam lebih dari 11.000 insiden, atau sekitar 3,5 insiden per hari, di tiga provinsi perbatasan Thailand selatan, yang didominasi etnis Melayu Muslim, yakni Yala, Pattani, Narathiwat serta empat distrik Songkhla - sejak kekerasan meletus pada Januari 2004, menurut Tonton Deep South, yang memonitor kekerasan regional.
Sumber: Analisadaily
0 komentar:
Posting Komentar