JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal Madya TNI Agus Supriatna, yang menggantikan Marsekal TNI, Ida Bagus Putu Dunia, yang memasuki masa pensiun.
Pelantikan yang berlangsung di Istana Negara, Jumat (2/1/2014), dihadiri oleh sebagian besar Menteri Kabinet Kerja. Seperti biasanya, pengambilan sumpah berlangsung secara hikmat, kemudian dilanjutkan pemberian ucapan selamat dan ramah tamah.
Agus mengatakan semua rencana strategis TNI AU 2015-2020 menjadi prioritas terutama meningkatkan pertahanan udara yang masih banyak mengalami kekurangan seperti radar dan pesawat. “Rencana strategis kita butuh 12 radar, ke depan radar lama diperbaiki,” katanya setelah dilantik oleh Presiden.
Radar ini berfungsi untuk memantau semua pergerakan pesawat, terutama pesawat asing yang melewati wilayah udara tanah air berkaitan dengan pertahanan bangsa. Agus berharap pemerintah mengalokasikan anggaran untuk sistem pertahanan udara dalam pos APBN.
Selain membantu pertahanan negara, radar berfungsi untuk membantu pencarian pesawat yang hilang kontak seperti AirAsia Q78501 penerbangan Surabaya-Singapura. “Kita jelas menginginkan pertahanan udara, radar-radarnya supaya Angkatan Udara bantu juga pesawat seperti kemarin,” jelasnya.
Selain radar, TNI AU mau mengganti pesawat F5 dan akan datang helikopter dan hercules dari Australia. Helikopter dan hercules berperan dalam membantu penanganan bencana alam.
Pelantikan yang berlangsung di Istana Negara, Jumat (2/1/2014), dihadiri oleh sebagian besar Menteri Kabinet Kerja. Seperti biasanya, pengambilan sumpah berlangsung secara hikmat, kemudian dilanjutkan pemberian ucapan selamat dan ramah tamah.
Agus mengatakan semua rencana strategis TNI AU 2015-2020 menjadi prioritas terutama meningkatkan pertahanan udara yang masih banyak mengalami kekurangan seperti radar dan pesawat. “Rencana strategis kita butuh 12 radar, ke depan radar lama diperbaiki,” katanya setelah dilantik oleh Presiden.
Radar ini berfungsi untuk memantau semua pergerakan pesawat, terutama pesawat asing yang melewati wilayah udara tanah air berkaitan dengan pertahanan bangsa. Agus berharap pemerintah mengalokasikan anggaran untuk sistem pertahanan udara dalam pos APBN.
Selain membantu pertahanan negara, radar berfungsi untuk membantu pencarian pesawat yang hilang kontak seperti AirAsia Q78501 penerbangan Surabaya-Singapura. “Kita jelas menginginkan pertahanan udara, radar-radarnya supaya Angkatan Udara bantu juga pesawat seperti kemarin,” jelasnya.
Selain radar, TNI AU mau mengganti pesawat F5 dan akan datang helikopter dan hercules dari Australia. Helikopter dan hercules berperan dalam membantu penanganan bencana alam.
Sumber: Solopos
0 komentar:
Posting Komentar