TANJUNG REDEB – Konflik bersenjata antara
Kesultanan Sulu dan tentara Malaysia masih berlangsung hingga saat ini.
Kondisi ini tentu harus diwaspadai, terutama bagi masyarakat di
Kabupaten Berau.
Mengingat wilayah paling utara Kaltim ini berbatasan langsung dengan
Sabah, Malaysia dan berdekatan dengan Filipina. Terutama di pulau-pulau
terluarnya, seperti Pulau Maratua misalnya. Pulau ini kerap ‘disinggahi’
oleh para nelayan asal Filipina yang terbawa gelombang dan masuk ke
wilayah Kabupaten Berau.
Informasi yang diperoleh Tribun Kaltim (Tribunnews Network)
dari narasumber yang kompeten dan dapat dipercaya, menyebutkan adanya
aktivitas gerilyawan yang memasuki wilayah Indonesia melalui Pulau
Maratua.
"Ada informasi, ada gerilyawan yang masuk ke Pulau Maratua," kata sumber yang tidak ingin disebutkan namanya.
Namun, informasi tersebut dibantah secara tegas oleh Komandan Kodim 0902/TRD, Tanjung Redeb, Letkol Inf Henri Sembiring.
"Sampai saat ini, saya belum menerima informasi ada gerilyawan atau
tentara Kesultanan Sulu yang masuk wilayah Indonesia," kata Henri kepada Tribun Kaltim, Kamis (7/3/2013).
"Memang di Sabah, dari informasi yang berkembang di media cetak dan
elektronik, situasinya sedang memanas. Ada perseteruan antara kepolisian
Diraja Malaysia dengan tentara Kesultanan Sulu," imbuhnya.
Henri mengaku terus mengikuti perkembangan konflik tersebut melalui
media. "Kita juga sudah melihat di televisi, Warga Negara Indonesia
(WNI) yang di Sabah, sudah eksodus ke wilayah Indonesia melalui Nunukan
dan Sebatik," tuturnya.
Meski belum ada laporan pihak-pihak yang bertikai memasuki batas
wilayah Indonesia, khususnya di wilayah Kabupaten Berau, Dandim
mengatakan konflik ini perlu diwaspadai.
"Ini perlu disikapi, saya selaku Komandan Kodim, dan di wilayah Kodim
ini ada pulau terluar dan berbatasan langsung, tidak menutup
kemungkinan ada eksodus yang mendarat ke sana (Pulau Maratua). Ini perlu
kita antisipasi," kata Henri.
Senada disampaikan Kepala Penerangan Kodam, Kodam (Kapendam) VI Mulawarman Kolonel Infanteri Legowo.
"Kunjungan Pangdam hanya kunjungan kerja saja, tidak ada kaitannya dengan itu (konflik)," ujarnya dari balik telepon.
Diungkapkan Legowo, TNI meningkatkan kewaspadaan dan penjagaan di
perbatasan Indonesia-Malaysia, khususnya di wilayah Nunukan, termasuk
Pulau Sebatik yang juga berbatasan langsung dengan negara bagian Sabah,
Malaysia Timur.
"Kami menyiagakan 650 pasukan yang ditempatkan di 29 pos perbatasan dan menempatkan intelijen di sana," katanya lagi.
Menurut Legowo, satu batalion infantri dari Kostrad tersebut disebar
di perbatasan sepanjang 800 km dari Nunukan hingga Kutai Barat.
Sumber: Tribunnews
0 komentar:
Posting Komentar