Selamat Datang, Salam "BELA NEGARA" , "NKRI HARGA MATI"
Home » » Sejarawan Malaysia:Pengakuan wilayah Sabah oleh Kesultanan Sulu sulit untuk diterima

Sejarawan Malaysia:Pengakuan wilayah Sabah oleh Kesultanan Sulu sulit untuk diterima

Written By Jurnal Pertahanan on Selasa, 05 Maret 2013 | 19.26

Petaling Jaya : Konflik antara Pemerintah Malaysia dan Kesultanan Sulu Filipina masih memanas. Kedua kubu masih bersikeras untuk 'memperebutkan' Desa Tanduo di Lahad Datu, Sabah.

Sejarawan Malaysia Tan Sri Khoo Kay Kim menegaskan, pengakuan daerah Tanduo oleh Sulu sangat sulit untuk diterima. Rakyat Malaysia tak akan rela menerima daerah Tanduo direbut Kesultanan Sulu. Sebab sejarah berbicara, Tanduo adalah wilayah Malaysia.

"Pengakuan wilayah oleh Kesultanan Sulu sulit untuk diterima. Sudah sekian lama kami memilikinya. Hal tersebut tidak akan berubah," tegas Tan, seperti dilansir The Star, Rabu (6/3/2013).

Tan berani bertaruh, apabila sengketa ini dibawa ke meja hijau, Malaysia berpeluang besar akan menang.

"Bila masalah ini dibawa ke pengadilan internasional, Malaysia punya peluang besar untuk memenangkannya. Sebab Sabah sudah lama menjadi bagian negara kami," cetus dia.

Profesor Emeritus Malaysia itu berdalih, meskipun sebenarnya wilayah Tanduo merupakan bagian dari Kesultanan Sulu, tapi wilayah tersebut kemudian diambil alih oleh British North Borneo Company di bawah kekuasaan Kerajaan Inggris -- yang kemudian dikenal sebagai Sabah pada tahun 1882.

"Dan warga Filipina terus bertransmigrasi ke Sabah meskipun pemerintah Malaysia menetapkan mereka sebagai imigran ilegal. Saya heran mengapa mereka memaksa," ucap dia.

Direktur Institute of Indonesia, Thailand dan Singapura Studies Prof Kamarulnizam Abdullah mengatakan, Kesultanan Sulu harus menghormati perjanjian sebelumnya -- mereka telah menyerahkan wilayahnya kepada kekuasaan kolonial Inggris.

"Kami telah mewarisi kesepakatan yang dibuat pada masa lalu," katanya.

Kamarulnizam berpendapat, pengguna media sosial dan kelompok oposisi di Malaysia dan Filipina tampaknya memprovokasi situasi di Sabah.

"Mereka tampaknya mempolitisir situasi untuk mendiskreditkan pemerintah kedua negara. warga Malaysia harus menentang mereka yang mempolitisir masalah ini ketimbang mementingkan kedaulatan dan keamanan nasional," katanya.

Menteri Informasi, Komunikasi dan Kebudayaan Datuk Seri Dr Rais Yatim mengatakan, berdasarkan hukum internasional, wilayah Sabah milik Malaysia dan daerah tersebut tidak bisa diklaim oleh pihak manapun.

"Berdasarkan catatan Cobbold Commission 1963, mayoritas penduduk Sabah mengakui wilayah mereka bagian dari Federasi Malaysia," kata Rais di Distrik Jelebu, Malaysia.

Sumber: Liputan6
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger

Defence Media Center

Kementerian Pertahanan

HARI BELA NEGARA 2015

HARI BELA NEGARA 2015

PERHATIAN

"Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut"

Terima kasih

Admin

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. JURNAL PERTAHANAN - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger