Pemerintah Filipina membantah bahwa mereka mengabaikan
klaim Kesultanan Sulu atas Sabah. Filipina mengatakan bahwa mereka siap
memfasilitasi perundingan soal klaim tersebut, jika pasukan Sulu pulang
ke tanah air.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Komunikasi Strategis Istana Malacanang Ricky Carandang kepada Radyo Inquirer hari ini, Senin 4 Maret 2013. Menurutnya, pemerintah Filipina menanggapi serius klaim Sulu atas Sabah dan mempelajarinya.
"Tidak pernah sekalipun kami mengabaikan klaim mereka. Kami tahu bahwa keluarga Kiram mengklaim Sabah dan kami tidak merendahkannya," kata Carandang.
Dia menegaskan bahwa Presiden Benigno Aquino III berharap permasalahan ini bisa diselesaikan di tanah air. Dia juga menekankan pendapat Aquino yang mengatakan bahwa Kesultanan Sulu telah melakukan langkah yang salah dengan mengirimkan pasukannya ke Sabah.
"Jika mereka ingin berbicara soal isu Sabah, memang sedang didiskusikan. Kami tidak melihat dasar mereka bertahan di Sabah. Kami katakan, pelajari klaim di tanah air, dan lihat waktu dan tempat yang tepat untuk menyampaikan isu ini," kata dia lagi.
Pihak Kesultanan Sulu mementahkan permintaan dialog dari pemerintah Malaysia. Putri Sultan Jamalul Kiram III, Jaycel Kiram, mengatakan bahwa inisiatif perundingan harus terlebih dulu dilakukan oleh pemerintah Filipina dengan mendatangi langsung Kesultanan Sulu tanpa perantara.
"Ini masalah nasional, bahkan internasional. Kenapa pemerintah tidak datang langsung ke kami? Kami selalu mengatakan, kami terbuka untuk dialog," kata Jayce.
Jayce mengatakan bahwa selama ini pemerintah Filipina hanya menjadi corong Malaysia dan ikut memusuhi mereka. "Kami bukan musuh. Pemerintah Filipina hanya berusaha menyenangkan sekutunya, Malaysia," kata Jayce.
Benigno Aquino sebelumnya pekan lalu meminta Sultan Sulu menarik orang-orangnya dari Sabah. Aquino bahkan mengancam akan memenjarakan orang-orang Sulu karena melanggar hukum jika tidak segera pulang.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Komunikasi Strategis Istana Malacanang Ricky Carandang kepada Radyo Inquirer hari ini, Senin 4 Maret 2013. Menurutnya, pemerintah Filipina menanggapi serius klaim Sulu atas Sabah dan mempelajarinya.
"Tidak pernah sekalipun kami mengabaikan klaim mereka. Kami tahu bahwa keluarga Kiram mengklaim Sabah dan kami tidak merendahkannya," kata Carandang.
Dia menegaskan bahwa Presiden Benigno Aquino III berharap permasalahan ini bisa diselesaikan di tanah air. Dia juga menekankan pendapat Aquino yang mengatakan bahwa Kesultanan Sulu telah melakukan langkah yang salah dengan mengirimkan pasukannya ke Sabah.
"Jika mereka ingin berbicara soal isu Sabah, memang sedang didiskusikan. Kami tidak melihat dasar mereka bertahan di Sabah. Kami katakan, pelajari klaim di tanah air, dan lihat waktu dan tempat yang tepat untuk menyampaikan isu ini," kata dia lagi.
Pihak Kesultanan Sulu mementahkan permintaan dialog dari pemerintah Malaysia. Putri Sultan Jamalul Kiram III, Jaycel Kiram, mengatakan bahwa inisiatif perundingan harus terlebih dulu dilakukan oleh pemerintah Filipina dengan mendatangi langsung Kesultanan Sulu tanpa perantara.
"Ini masalah nasional, bahkan internasional. Kenapa pemerintah tidak datang langsung ke kami? Kami selalu mengatakan, kami terbuka untuk dialog," kata Jayce.
Jayce mengatakan bahwa selama ini pemerintah Filipina hanya menjadi corong Malaysia dan ikut memusuhi mereka. "Kami bukan musuh. Pemerintah Filipina hanya berusaha menyenangkan sekutunya, Malaysia," kata Jayce.
Benigno Aquino sebelumnya pekan lalu meminta Sultan Sulu menarik orang-orangnya dari Sabah. Aquino bahkan mengancam akan memenjarakan orang-orang Sulu karena melanggar hukum jika tidak segera pulang.
Sumber: VivaNews
0 komentar:
Posting Komentar