Jakarta, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono
Edhie Wibowo mengharapkan peringatan HUT Ke-61 Komando Pasukan Khusus
dijadikan media untuk introspeksi diri dan evaluasi terhadap kegiatan
yang telah dilaksanakan.
"Jangan sekadar kegiatan rutin. Harus dijadikan media introspeksi
diri, sejauhmana kita telah melaksanakan tugas pokok," kata KSAD dalam
sambutannya yang dibacakan oleh Wakasad Letjen TNI Moeldoko di
peringatan HUT Ke-61 Kopassus di Makopassus, Cijantung, Jakarta Timur,
Selasa.
Dalam perjalanannya selama 61 tahun, kata dia, Kopassus selalu
terlibat dalam operasi pemberantasan G30 S/PKI, pembebasan sandera, dan
kegiatan ekspedisi.
Terkait masalah penyerangan lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta
hendaknya menjadi pembelajaran bersama. Kejadian itu merupakan penerapan
jiwa korsa yag kurang tepat.
Oleh karena itu, prajurit harus menerapkan jiwa korsa yang tepat,
seperti manakala teman terluka di daerah pertempuran, tidak ada yang
lain kecuali menyelamatkannya.
"Prajurit tak terpancing isu yang berkembang karena akan menambah
keruh suasana. Komandan harus mengetahui suasana hati prajuritnya,"
katanya.
Menurut Pramono, TNI AD selaku institusi terhormat, senantiasa
menghormati dan menjunjung tinggi hukum. Oleh karena itu, pihaknya
menyerahkan 11 oknum anggota Kopassus yang menyerang Lapas Cebongan pada
proses hukum yang berlaku.
"Hadapi itu sebagai jiwa ksatria. Itu ciri Kopassus. Jangan
menurunkan semangat atas kejadian itu. Kita harus berikan dukungan moril
ke 11 anggota yang sudah jujur. Saya mengapresiasi apa yang akan
dipertanggungjawabkan," tuturnya.
KSAD juga berharap Kopassus tetap memelihara semangat perjuangan dan
menjadikan kasus cebongan untuk melakukan pembenahan.
TNI Angkatan Darat menyebut pelaku penyerangan Lapas Cebongan adalah
oknum Grup II Kopassus Kartasura. Penyerbuan diduga melibatkan 11
anggota Kopassus, dengan satu orang sebagai eksekutor.
Mereka membawa 6 senjata api dari markas latih Gunung Lawu.
Penyerangan itu disebut berlatar belakang jiwa korsa yang kuat terkait
pembunuhan Serka Heru Santoso di Hugo`s Cafe.
Empat tersangka pembunuhan Santoso yang kemudian ditembak mati yakni
Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, Hendrik Angel
Sahetapi alias Deki, dan Yohanes Juan Manbait.
Sumber: Antara
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
BERITA TERPOPULER
HARI BELA NEGARA 2015
PERHATIAN
"Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut"
Terima kasih
Admin
0 komentar:
Posting Komentar