Petaling Jaya : Konflik antara Pemerintah Malaysia dan
Kesultanan Sulu Filipina masih memanas. Kedua kubu masih bersikeras
untuk 'memperebutkan' Desa Tanduo di Lahad Datu, Sabah.
Sejarawan
Malaysia Tan Sri Khoo Kay Kim menegaskan, pengakuan daerah Tanduo oleh
Sulu sangat sulit untuk diterima. Rakyat Malaysia tak akan rela menerima
daerah Tanduo direbut Kesultanan Sulu. Sebab sejarah berbicara, Tanduo
adalah wilayah Malaysia.
"Pengakuan wilayah oleh Kesultanan Sulu
sulit untuk diterima. Sudah sekian lama kami memilikinya. Hal tersebut
tidak akan berubah," tegas Tan, seperti dilansir The Star, Rabu (6/3/2013).
Tan berani bertaruh, apabila sengketa ini dibawa ke meja hijau, Malaysia berpeluang besar akan menang.
"Bila
masalah ini dibawa ke pengadilan internasional, Malaysia punya peluang
besar untuk memenangkannya. Sebab Sabah sudah lama menjadi bagian negara
kami," cetus dia.
Profesor Emeritus Malaysia itu berdalih,
meskipun sebenarnya wilayah Tanduo merupakan bagian dari Kesultanan
Sulu, tapi wilayah tersebut kemudian diambil alih oleh British North
Borneo Company di bawah kekuasaan Kerajaan Inggris -- yang kemudian
dikenal sebagai Sabah pada tahun 1882.
"Dan warga Filipina terus
bertransmigrasi ke Sabah meskipun pemerintah Malaysia menetapkan mereka
sebagai imigran ilegal. Saya heran mengapa mereka memaksa," ucap dia.
Direktur
Institute of Indonesia, Thailand dan Singapura Studies Prof
Kamarulnizam Abdullah mengatakan, Kesultanan Sulu harus menghormati
perjanjian sebelumnya -- mereka telah menyerahkan wilayahnya kepada
kekuasaan kolonial Inggris.
"Kami telah mewarisi kesepakatan yang dibuat pada masa lalu," katanya.
Kamarulnizam
berpendapat, pengguna media sosial dan kelompok oposisi di Malaysia dan
Filipina tampaknya memprovokasi situasi di Sabah.
"Mereka
tampaknya mempolitisir situasi untuk mendiskreditkan pemerintah kedua
negara. warga Malaysia harus menentang mereka yang mempolitisir masalah
ini ketimbang mementingkan kedaulatan dan keamanan nasional," katanya.
Menteri
Informasi, Komunikasi dan Kebudayaan Datuk Seri Dr Rais Yatim
mengatakan, berdasarkan hukum internasional, wilayah Sabah milik
Malaysia dan daerah tersebut tidak bisa diklaim oleh pihak manapun.
"Berdasarkan
catatan Cobbold Commission 1963, mayoritas penduduk Sabah mengakui
wilayah mereka bagian dari Federasi Malaysia," kata Rais di Distrik
Jelebu, Malaysia.
Sumber: Liputan6
Home »
ISU KAWASAN
» Sejarawan Malaysia:Pengakuan wilayah Sabah oleh Kesultanan Sulu sulit untuk diterima
Sejarawan Malaysia:Pengakuan wilayah Sabah oleh Kesultanan Sulu sulit untuk diterima
Written By Jurnal Pertahanan on Selasa, 05 Maret 2013 | 19.26
Related Articles
- Australia Kembali Nyatakan Dukungan Kedaulatan Indonesia di Papua
- China Tuduh AS Lakukan Provikasi Militer di di Laut Cina Selatan
- Manuver di Laut China Selatan, Pesawat Australia Diancam Ditembak Jatuh
- Indonesia dan Jepang Sepakat Berperan Aktif Jaga Stabilitas dan Keamanan di Kawasan
- Menko Polhukam: Kita Tidak Ada Sengketa dengan Tiongkok, Natuna Milik Indonesia
- Amerika Serikat Tantang China Buktikan Klaim Laut China Selatan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
BERITA TERPOPULER
- DPR Berharap Roadshow CN-295 Berdampak Positif Bagi Kemajuan Industri Pertahanan
- Prajurit Kodam III/Siliwangi Jaga Pengamanan Perbatasan RI-Malaysia
- Hadapi Tantangan Kedepan, Pembinaan Kesadaran Bela Perlu Dilakukan Secara Masif
- Jelang Pilpres, Perbatasan RI-Timor Leste Diperketat
- TNI AL Jadi Tulang Punggung Pertahanan Maritim Indonesia
HARI BELA NEGARA 2015

PERHATIAN
"Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut"
Terima kasih
Admin
0 komentar:
Posting Komentar