Jakarta - Kementerian Pertahanan RI menandatangani nota kesepahaman atau
memorandum of understanding (mou) penyerahan 9 Pesawat Hercules seri H
dari Australia untuk Indonesia. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro
menerangkan dari 9 pesawat itu, 5 unit dibeli dan sisanya akan
dihibahkan oleh Australia. Urusan pembelian dan hibah ini akan
mempertemukan Qantas Defence Service dengan Kementerian Pertahanan RI.
“Yang 5 itu murah sekali,” ujar Purnomo Yusgiantoro di Jakarta Selatan,
Kamis (18/7/2013).
Meski barang hibah, Menteri Pertahanan menegaskan pesawat Hercules
tersebut memiliki kualitas yang baik. “Herculesnya seri H, sudah
digital,” terangnya. Pesawat hibah tersebut masih fit dan layak terbang.
“Apalagi suku cadang Hercules kita kan banyak. Hibah ada 4 dan kru
harus training, karena digital,” imbuhnya. Menurut Menteri Pertahanan
pesawat Australia ini mampu dipakai untuk 10-15 tahun ke depan.
Kita agak surprise juga dengan sikap yang AS dan Australia yang
dengan senang hati memperkuat militer Indonesia. Indonesia yang tadinya
hendak membeli 6 F-16 block 52, ditawari oleh AS menjadi 30 pesawat F-16
block 25/32 eks Air National Guard. Keberadaan 30 fighter ini tentunya
akan memperkuat pasukan pemukul Indonesia di udara.
Sementara untuk
dukungan logistik, Indonesia mendapatkan 9 pesawat Hercules dari
Australia, 5 pesawat baru dan 4 hasil hibah, dengan harga murah. Amerika
pun memperkenankan Indonesia untuk membeli helikopter serang Apache
yang bisa disebut salah satu helikopter tempur terbaik saat ini.
Harapannya TNI AD bisa mendapatkan 1 skuadron Helikopter Apache. Selama
ini helikopter Apache hanya dijual Amerika Serikat kepada negara-negara
sekutu terdekat dan anggota NATO.
Melunaknya sikap AS dalam pengadaan senjata ke Indonesia tentu tidak
bisa dilepaskan dari kondisi geo paolitik saat ini. Amerika akan
menambah pasukan Marinirnya di Darwin Australia dari 250 tentara menjadi
1100 tentara pada 2014 dan terus ditingkatkan menjadi 2500 personel
dalam beberapa tahun ke depan, tergantung kesepakatan dengan pemerintah
Australia.
Tentu AS mengharapkan dukungan dari negara yang berbatasan langsung
dengan Australia, yakni Indonesia. Jika militer Indonesia kuat,
kekhawatiran pasukan AS di Darwin bisa sedikit berkurang. Dengan alasan
ini pula Australia perlu mendekatkan diri dengan Indonesia, agar
keberadaan Marinir As di Darwin tidak dianggap Indonesia sebagai
ancaman.
Pesatnya perkembangan militer Cina telah memanaskan hubungan kedua
negara, apalagi China mulai melakukan perang-perang cyber. Untuk
membendung hegemoni militer China, AS juga memperkuat kerjasama militer
dengan Singapura, untuk dijadikan check point dari kapal perang AS yang
berpatroli di Asia.
RAAF Australia memensiunkan dini sejumlah pesawat C-130H Hercules
dengan alasan menghemat anggaran sebesar 250 juta USD untuk biaya
perawatan dan operasional. Sementara USAF memensiunkan sejumlah fighter
F-16 untuk alasan modernisasi persenjataan.
Apakah Indonesia untung atau rugi atas hibah fighter F-16 dan pesawat
Angkut militer Hercules C-130H Australia, masih mengundang perdebatan,
pro dan kontra. Ibarat sebuah koin, dari sisi mana kita melihat koin
tersebut ?. Menurut pemerintah, pembelian alutsista bekas/ refurbish ini
dilakukan dengan alasan untuk menutupi minimum essential force 2019.
Sumber: jakartagreater
0 komentar:
Posting Komentar