Kupang - Komandan Satgas Pengamanan Perbatasan RI-Timor Leste, Batalyon Infantri 742/Satya Wira Yudha (SWY) Letkol Inf Fransiskus Ari Susetio mengatakan pihaknya akan memperketat pintu perbatasan negara pada H-3 dan H+3 Pemilu Presiden 9 Juli.
"Pengetatan itu kita lakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya mobiliasi pemilih dari dan keluar Indonesia khusus di Kabupaten Belu, Malaka dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU)," kata Letkol Fransiskus yang dihubungi dari Kupang, Rabu.
"Pengetatan itu kita lakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya mobiliasi pemilih dari dan keluar Indonesia khusus di Kabupaten Belu, Malaka dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU)," kata Letkol Fransiskus yang dihubungi dari Kupang, Rabu.
Ia mengatakan, itu merupakan antisipasi TNI unsur Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-Timor Leste dalam pengamanan pelaksanaan Pemilu Presiden 9 Juli mendatang di pintu perbatasan negara.
Menurut dia, pengetatan yang dilakukan, selain akan menambah personel di pintu utama perbatasan negara di Mota Ain, juga akan dilakukan pemeriksaan lebih mendalam kepada setiap pelintas batas pada H-3 dan H+3 pelaksanaan pencoblosan, berkaitan dengan data diri dan tujuan kedatangan dan kepergiannya ke Timor Leste.
Hal itu kata dia, karena terjadi perbedaan pelaksanaan waktu pencoblosan antara pemilih yang berada di luar negeri dan pemilih yang berada di Indonesia.
Untuk pemilih Indonesia yang berada di Timor Leste, kata Fransiskus akan menggunakan hak pilihnya pada 5 Juli. Sedangkan secara nasional jadwal untuk pemilih di Indonesia baru akan melakukan pencoblosan pada 9 Juli.
Perbedaan waktu pencoblosan itu, kata Fransiskus, dikhawatirkan kemungkinan terjadi mobilisasi pemilih dari Timor Leste ke Indonesia khususnya di sejumlah daerah di wilayah batas negara seperti Kabupaten Belu, Malaka, dan TTU, untuk itu Satgas Pamtas RI-Timor Leste akan memperketat arus keluar masuk orang di pintu lintas batas.
"Mungkin akan kita lakukan pemeriksaan mendalam kepada setiap pelintas batas, dengan kita periksa jarinya. Jika sudah bertinta akan kita awasi untuk tidak menyalahgunakan hak pilihnya," katanya.
Selain itu, kata Fransiskus, TNI unsur Satgas Pamtas RI-Timor Leste juga akan melakukan pengawasan ketat di sejumlah 'jalan tikus', yang diidentifikasi menjadi jalur aman, masuk-keluar warga dua negara yang masih berhubungan darah itu, untuk kepentingan keamanan dan kelancaran pelaksana Pemilu Presiden 2014 ini.
Dia mengaku, telah melakukan koordinasi dengan seluruh penyelenggara di daerah, termasuk Komisi Pemilihan Umum Belu, untuk mendapatkan sejumlah data pelaksanaan Pemilu Presiden 2014 di daerah serambi negara itu.
Pemilu Presiden 9 Juli mendatang, diikuti dua kontestan, masing-masing pasangan nomor urut (1) Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, dan nomor urut (2) yaitu, Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Sumber: Antara
0 komentar:
Posting Komentar