Selamat Datang, Salam "BELA NEGARA" , "NKRI HARGA MATI"
Home » » Pembangunan Kekuatan Udara Butuh Radar Banyak

Pembangunan Kekuatan Udara Butuh Radar Banyak

Written By Jurnal Pertahanan on Selasa, 06 Januari 2015 | 17.12

JAKARTA – Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) yang baru, Marsdya TNI Agus Supriatna, diharapkan bisa mengefektifkan pengendalian kekuatan matra udara yang saat ini menjadi bagian operasi terpadu TNI. Ke depan, Kasau harus bisa melepaskan ego sektoral antarmatra sehingga tercipta kesinambungan kekuatan untuk menjaga wilayah udara Indonesia.

“Operasi penemuan pesawat Air Asia QZ8501 bisa menjadi salah satu kerja sama sektoral yang patut dicontoh. TNI AU dan TNI AL saling mendukung untuk menemukan korban pesawat yang jatuh pada Minggu lalu itu. Pada operasi itu, ego sektoral sudah tak terlihat, dan kerja sama ini banyak dipuji dunia,” kata pengamat pertahanan dari IDSPS, Mufti Maakarim, kepada Koran Jakarta, Minggu (4/1).

Mufti menambahkan niat Agus memperbanyak radar diapresiasi. Kebutuhan untuk membangun kekuatan udara tak semata-mata pengembangan skuadron tempur, tapi juga pendukungnya, yakni radar yang bisa mencakup seluruh wilayah Indonesia.

Agus juga diharapkan bisa mendukung pengembangan Indonesia sebagai poros maritim dunia. “Jangkauan wilayah kita amat luas. Diperlukan TN AU untuk mengawasinya karena daya dukung cukup besar,” ujar Mufti.

Radar Canggih

Sebelumnya, Agus berniat memodernisasi radar agar bisa mendeteksi lebih baik pergerakan benda yang masuk ke wilayah Indonesia. “Saya ingin punya radar canggih. Dengan radar bagus, TNI AU bisa segera tahu jika ada pesawat asing yang masuk wilayah Indonesia,” kata Agus. Agus menginginkan radar itu tersebar hingga ke pelosok perbatasan Indonesia.

“Kalau kita memunyai radar di manamana, ya tidak akan ada yang masuk. Baru masuk sebentar saja sudah di-force down oleh kita,” jelasnya. Khusus alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AU, Agus akan menjalankan kebijakan dari Kasau sebelumnya, Marsekal Ida Bagus Putu Dunia, yang pensiun Februari nanti.

Di antaranya, mengganti pesawat F-5 dengan pesawat yang lebih canggih. TNI AU akan mendatangkan sejumlah helikopter dan pesawat angkut Hercules dari Australia. Indonesia, kata Agus, membutuhkan banyak pesawat angkut mengingat banyaknya bencana alam yang terjadi. “Pada saat saya jadi panglima Komando Operasi Angkatan Udara, sejumlah kejadian seperti meletusnya Gunung Sinabung maupun banjir bandang di Manado, pesawat angkut amat membantu,” jelasnya.

Pengangkatan Agus berdasarkan Keputusan Presiden No 01/TNI/2015, yang ditetapkan 2 Januari 2015. Agus mencatatkan sejarah sebagai perwira bintang dua yang langsung dipercaya menjadi Kasau. Meski begitu, sebelum menjabat Kasau, Panglima TNI Jenderal Moeldoko telah menaikkan pangkatnya menjadi bintang tiga atau marsekal madya dan menempatkannya sebagai kepala Staf Umum TNI menggantikan Laksdya Ade Supandi.

Jabatan itu hanya diemban Agus dalam kurun tiga hari sebelum pelantikannya menjadi Kasau. Marsdya TNI Agus Supriatna lahir di Kota Bandung, Jawa Barat, 28 Januari 1959. Mengawali karier militernya sejak tahun 1983, saat lulus dari Akademi Angkatan Udara (AAU), Agus Supriatna juga pernah menjabat sebagai Pangkoopsau I dan Pangkoopsau II dan Wakil Inspektur Jenderal TNI.

Sumber: Koran Jakarta
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger

Defence Media Center

Kementerian Pertahanan

HARI BELA NEGARA 2015

HARI BELA NEGARA 2015

PERHATIAN

"Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut"

Terima kasih

Admin

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. JURNAL PERTAHANAN - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger