Jakarta - Pemerintah daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bergandengan tangan bersama wartawan dari berbagai media massa cetak dan elektronik yang berada di daerah itu untuk ikut mengawal wilayah perbatasan, baik dengan Timor Leste maupun Australia.
Hal tersebut disampaikan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya yang diwakii Asisten Adminstrasi Umum Setda NTT, Alexander Sena ketika membuka Dialog Publik dengan tema “Peran Pemda, Masyarakat dan Media Massa dalam Menjaga Wilayah Perbatasan NKRI” di Kampus Universitas Kristen Artha Wacana Jln. Adi Sucipto Kupang, Kamis, (16/4).
”Saya mendapat kesan kuat betapa wartawan NTT mau menggunakan momentum dialog publik ini untuk mendapat informasi paripurna soal peran berbagai pihak seperti Pemda, masyarakat dan media massa di NTT, dalam menjaga wilayah perbatasan NKRI.
Dengan hadirnya beberapa narasumber berkompeten, diharapkan dapat merekam secara jeli berbagai realita dan persoalan yang mengemuka di wilayah perbatasan NKRI, sesuai tugas pokok, fungsi dan eksistensi lembaga masing-masing,” kata Frans Lebu Raya yang dibacakan oleh Asisten III Setda NTT, Alexander Sena.
Gubernur mengatakan, Berbagai upaya pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten diharapkan dapat merubah dan meningkatkan taraf hidup, memperbaiki pembangunan kebanggaan berbangsa sehingga ketahanan nasional di perbatasan dijaga dan dipertahankan secara baik.
Tapal batas dianggap sebagai pelataran dari rumah besar NKRI. Lazimnya ruang belakang dalam tradisi masyarakat kita, dia kurang mendapat perhatian, bahkan dengan sengaja dibiarkan merana. Lantas bagaimana potret NKRI di perbatasan di Timor Leste dan Australia?.
Ketua PWI Provinsi NTT, Dion DB Putra, mengatakan, selama puluhan tahun bahkan sejak Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, kita meletakan pandangan yang kurang baik bagi daerah perbatasan.
Sejumlah narasumber pada dialog itu yakni Dandrem 161 Wirasakti Kupang diwakili oleh Kasrem, Rektor Universitas Kristen Artha Wacana Kupang, Dr. Frangky Salean, Kepala Badan Pengelola Perbatasan Provinsi NTT, Paulus Manehat, Direktur Uji Kompetensi PWI Pusat, Dr Usman Yatim dengan dipandu oleh moderator Wakil Rektor 1 Universitas Kristen Artha Wacana Kupang, Hendrik Ndholu SH.M. Hum dan mahasiswa Universitas Kristen Artha Wacana.
Kegiatan itu di gelar berkat kerjasama PWI Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia (LSSI) Jakarta dan Universitas Kristen Artha Wacana Kupang.
Sumber: Berita Satu
0 komentar:
Posting Komentar