Selamat Datang, Salam "BELA NEGARA" , "NKRI HARGA MATI"
Home » , , » TNI AD Masih Terus Kaji Pembelian Black Hawk

TNI AD Masih Terus Kaji Pembelian Black Hawk

Written By Jurnal Pertahanan on Senin, 25 Februari 2013 | 16.29

Helikopter jenis Black Hawk. [Google]
TNI Angkatan Darat  (AD) memilih membeli helikopter serbu jenis Black Hawk ketimbang Apache dari Amerika Serikat (AS), lantaran persoalan selisih harga.

"Kami masih mengkaji terus. Black Hawk menjadi pilihan bagus," kata KSAD usai penandatanganan MoU (nota kesepahaman bersama) antara Mabes TNI AD, PT. Pertamina Persero dan PT. BRI Persero Tbk, di Mabes TNI AD, Jakarta, Senin (25/2).

Menurut dia bahwa pada awal kunjungan ke pabrik helikopter di Amerika Serikat, harga Apache sebenarnya masih standar.

Ia tidak menyebut selisih harga yang jelas Pramono tampak kecewa ketika menjelang persetujuan pembelian harganya meningkat.

"Pas datang harga sesuai, pasti deal harga naik. Siapa yang menaikkan? Saya tidak tahu," kata Pramono.

Terkait pengadaan tank tempur utama Leopard, Pramono mengatakan tinggal penyelesaian pembayaran. "Leopard pada tahap penyelesaian di Kementerian Pertahanan," ujarnya.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan tengah mengkaji untuk membeli helikopter tempur Black Hawk dari Amerika Serikat guna menambah kekuatan alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI Angkatan Darat.

"Pilihannya adalah kalau enggak Helikopter serbu Black Hawk, ya Helikopter serang Apache. Itu termasuk dalam alutsista tambahan yang kita ajukan untuk dapat melengkapi kekuatan TNI AD," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, di Jakarta, Jumat (15/2).

Menurut dia bahwa pembelian Helikopter Apache sebenarnya sudah mendapatkan izin dari pemerintah Amerika Serikat. Hanya, Kemhan menginginkan jumlah yang banyak.

"Kalau kita tidak bisa mendapatkan Apache yang cukup banyak, maka kita ingin Black Hawk. Terpenting helikopter tempur kita itu cukup banyak dan bisa untuk membangun kekuatan," jelas Purnomo.

Namun begitu, Kemhan belum bisa memutuskan akan memilih helikopter jenis apa. Saat ini Kemhan sedang menghitung dari dana yang sudah disediakan Kementerian Keuangan dan Bappenas. Ditargetkan, pembelian helikopter serang bisa terlaksana tahun ini.

"Kita sedang mengejar waktu karena masa bakti kita kan tinggal tahun depan," jelasnya.

Menhan juga mengatakan bahwa Apache merupakan helikopter serang tercanggih saat ini, tapi TNI AD juga menyatakan tak masalah jika diganti dengan Black Hawk.

Target TNI AD, lanjutnya, adalah membuat satu skuadron helikopter untuk membantu mengamankan wilayah.

Sementara itu, mantan Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan), Mayjen TNI Ediwan Prabowo menjelaskan, pemerintah mengalokasikan 400 juta dollar AS untuk pembelian helikopter serang.

"Jika dibandingkan, uang sebesar itu mampu untuk membeli 8 unit Apache karena kisaran harganya mencapai 45 juta dollar AS per unit. Jika untuk membeli Black Hawk lebih banyak lagi, mencapai 20 unit," kata Ediwan.

Perbedaan mendasar dari kedua helikopter itu, terang Ediwan, Apache merupakan helikopter serang yang bisa menghancurkan tank, kendaraan lapis baja, hingga bunker, sementara Black Hawk merupakan helikopter serbu yang memiliki kelebihan bisa mengangkut pasukan dan bisa dipersenjatai, meskipun kemampuan daya hancurnya tak sekuat Apache. [Ant/L-8]

Sumber: Suara Pembaruan
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger

Defence Media Center

Kementerian Pertahanan

HARI BELA NEGARA 2015

HARI BELA NEGARA 2015

PERHATIAN

"Bagi Sobat Readers ingin mempublikasikan kembali tulisan ini di website atau blog Sobat Readers, mohon cantumkan link aktif artikel yang bersangkutan termasuk semua link yang ada di dalam artikel tersebut"

Terima kasih

Admin

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. JURNAL PERTAHANAN - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger