Jakarta - Indonesia dikenal dengan negara Maritim.
Panjangnya garis pantai ditambah dengan minimnya patroli laut menjadi
salah satu celah bandar dalam menyelundupkan narkoba ke Indonesia.
Hal ini diungkapkan Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), Irjen Benny Mamoto, usai pemusnahan barang bukti sabu hasil pengungkapan di Medan pertengahan Februari 2013, Senin (11/3/2013).
"Garis pantai perbatasan cukup panjang, patroli terbatas, itulah yang dipelajari para sindikat narkotika internasional dalam menyelundupkan narkoba ke Indonesia," kata Benny di gedung BNN, Jalan MT Haryono, Jakarta Timur.
Ditambah lagi banyaknya pelabuhan-pelabuhan 'tikus' yang menjadi akses bandar dalam pola penyelundupan barang haram itu ke Indonesia. Padahal, beberapa pihak bertanggungjawab dalam pencegahan masuknya narkoba, sebut saja Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla), Interdiksi Bea dan Cukai, Polisi Perairan, TNI AL, serta BNN sendiri.
"Ini belum bisa 100 persen mengcover perbatasan," ujar Benny.
Modus operandi yang dilakukan para sindikat pun terus berkembang dalam penyelundupan narkoba ke Indonesia. Hal ini terungkap dari beberapa temuan interdiksi BNN terkait upaya penyelundupan narkoba.
Di luar negeri, para bandar memanfaatkan segala cara dan upaya untuk menembus pasar potensial narkoba. Benny mencontohkan pengungkapan yang dilakukan kepolisian Meksiko terhadap penyelundupan narkoba dengan menggunakan kapal selam.
"Awalnya mereka mengirim narkoba dengan kapal selam tanpa awak, setelah dirasa berhasil, bandar mengirimkannya dengan kapal selam yang berawak," Benny mencontohkan.
Hal ini diungkapkan Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), Irjen Benny Mamoto, usai pemusnahan barang bukti sabu hasil pengungkapan di Medan pertengahan Februari 2013, Senin (11/3/2013).
"Garis pantai perbatasan cukup panjang, patroli terbatas, itulah yang dipelajari para sindikat narkotika internasional dalam menyelundupkan narkoba ke Indonesia," kata Benny di gedung BNN, Jalan MT Haryono, Jakarta Timur.
Ditambah lagi banyaknya pelabuhan-pelabuhan 'tikus' yang menjadi akses bandar dalam pola penyelundupan barang haram itu ke Indonesia. Padahal, beberapa pihak bertanggungjawab dalam pencegahan masuknya narkoba, sebut saja Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla), Interdiksi Bea dan Cukai, Polisi Perairan, TNI AL, serta BNN sendiri.
"Ini belum bisa 100 persen mengcover perbatasan," ujar Benny.
Modus operandi yang dilakukan para sindikat pun terus berkembang dalam penyelundupan narkoba ke Indonesia. Hal ini terungkap dari beberapa temuan interdiksi BNN terkait upaya penyelundupan narkoba.
Di luar negeri, para bandar memanfaatkan segala cara dan upaya untuk menembus pasar potensial narkoba. Benny mencontohkan pengungkapan yang dilakukan kepolisian Meksiko terhadap penyelundupan narkoba dengan menggunakan kapal selam.
"Awalnya mereka mengirim narkoba dengan kapal selam tanpa awak, setelah dirasa berhasil, bandar mengirimkannya dengan kapal selam yang berawak," Benny mencontohkan.
Sumber: detikNews
0 komentar:
Posting Komentar