SABAH- Kesultanan Sulu bersikeras bahwa wilayah Sabah di
Malaysia adalah milik mereka. Berdasarkan data historis dan berbagai
dokumen, Kesultanan Sulu membeberkan bukti bahwa Malaysia telah membayar
sewa Sabah dengan selembar cek, senilai 69.700 peso atau sekitar Rp
16,6 juta.
Juru bicara Kesultanan Sabah, Abraham Idjirani, mengatakan bahwa sikap
Malaysia yang berusaha mengusir orang-orang mereka dari Lahad Datu,
Sabah, itu salah besar. Menurutnya, Sabah adalah milik mereka dan
Malaysia tidak berhak atasnya.
"Ini adalah cek yang dibayarkan oleh Kedutaan Besar Malaysia di
Filipina. Nilainya setara 69.700 peso, untuk wilayah seluas 77.699
kilometer persegi," kata Idjirani.
Wilayah Sabah dulu dikuasai oleh Kesultanan Sulu setelah diberikan oleh
Sultan Brunei sebagai balas jasa atas bantuan Sulu mengatasi
pemberontak. Pada tahun 1878, Sulu menyewakan wilayah Sabah pada
perusahaan British North Company milik Inggris yang saat itu menjajah
Malaysia.
Saat Malaysia merdeka tahun 1963, sewa Sabah dialihkan dari pemerintah
Inggris ke Malaysia. Tahun 1962, Kesultanan Sulu memberikan mandat pada
Presiden Filipina Diosdado Macapagal untuk melakukan negosiasi terkait
wilayah Sabah yang mereka miliki.
Sejak saat itu disepakati, Kuala Lumpur harus membayar sewa tahunan
sebesar 5.300 ringgit atau setara 69.700 peso kepada pewaris tahta
Kesultanan Sulu.
Namun tahun 1989, kata Idjirani, peran Filipina untuk bernegosiasi atas
nama Sulu dicabut oleh Sultan Jamalul Kiram III. Dia mengatakan,
pemerintah Malaysia tidak ingin isu ini dibesar-besarkan, karena yang
diberikan kepada Malaysia bukanlah gelar berdaulat.
"Ini adalah dokumen sewa oleh British North Borneo Company dan
dialihkan oleh Kerajaan Inggris tahun 1963 ke pemerintah federal
Malaysia," kata dia. Dia juga menunjukkan dokumen pembayaran senilai 73,040.77 peso (Rp 17,4
juta) kepada Kiram pada 16 April 2003 sebagai pembayaran sewa kepada
pewaris Kesultanan Sulu untuk tahun 2002.
"Ini menunjukkan bahwa secara historis dan hukum kami memiliki wilayah itu," ujar Idjirani.
Sementara itu, militer Malaysia, hingga Kamis (21/2) masih mengepung
Lahad Datu, tempat yang dikuasai ratusan orang Sulu yang diduga
bersenjata.
Otoritas Malaysia bahkan memutus pasokan makanan ke wilayah ini untuk
menekan orang-orang Kesultanan Sulu yang menolak meninggalkan Sabah.
(AP/Ant/Adi)
Sumber: suarakarya-online.com
0 komentar:
Posting Komentar