Makassar KM--
Pembahasan masalah perbatasan wilayah Indonesia - Malaysia hari ini,
selasa ( 19/2/2013), dibahas di kota Makassar melalui pertemuan tingkat
tinggi dua negara yang dikenal dengan pertemuan "Joint Working Group
Boundaries Problem RI - Malaysia".
Pertemuan tahunan ini merupakan pertemuan ketiga dan dilangsungkan di di hotel Imperial Arya Duta Makassar. Walikota Makassar, Ilham Arief
Sirajuddin sendiri telah menjamu kedua delegasi ini di Baruga Anging
Mamiri, tadi malam, senin (18/2/2013).
"Kami sangat bangga dan bersyukur kota
Makassar terpilih sebagai tempat pertemuan penting dua negara sahabat.
Tentunya, pertemuan Internasional ini akan semakin menegaskan posisi
Makassar sebagai kota MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) terkemuka di Indonesia " ujar Ilham saat memberikan sambutan.
Ditempat ini, Ilham juga berharap
pertemuan kedua negara akan menghasilkan kesepakatan yang bisa menjadi
solusi bersama terkait persoalan perbatasan kedepan.
"Semua harus dalam bingkai sebagai dua
negara serumpun yang memiliki budaya dan karakteristik yang sama. Insya
Allah, pasti ada titik temu jika dilandasi atas dasar persaudaraan,"
lanjut nya.
Sementara itu, Ketua Delagasi
Malaysia, Datuk Abdul Kadir menyampaikan rasa kagumnya terhadap
pembangunan kota Makassar yang baru pertama kali didatangi.
"Kebetulan hotel saya bersebelahan
dengan pantai Makassar ( Losari ). Sangat cantik kotanya, sangat elok
pantainya. Bahkan dari jendela kamar, saya sempat foto masjid yang ada
di pinggir anjungan dan saya kirimkan teman - teman saya di Malaysia.
Mereka semua mengaku kagum," ujar Datuk Abdul Kadir saat berbicara.
Bahkan, Datuk Abdul Kadir sempat membandingkan kota Johor Malaysia dengan kota Makassar.
"Makassar ini mirip kota Johor di
Malaysia. Sepertinya, Makassar telah tumbuh menjadi kota modern. Saya
yakin kota ini telah menjadi salah satu kota yang menjadi salah satu
tujuan untuk penyelenggaraan pertemuan - pertemuan penting, sangat
representatif," lanjutnya.
Menurutnya, salah satu alasan kuat
pertemuan ini digelar dikota Makassar, karena sejarah leluhur perdana
menteri Malaysia, Muhammad Nadjib Tun Razak, yang berasal dari Makassar.
Dalam pertemuan yang berlangsung hari
ini, sejumlah permasalahan perbatasan akan dibicarakan, diantaranya
persoalan sungai Sebatik, sungai Simantimal, sungai sinapat. Selain itu,
juga akan membahas wilayah teritorial di titik C 500 hingga C 600 yang
selama ini menjadi batas teritorial yg bermasalah. Selain itu titik B
2700 hingga B 3100 jika dibahas.
Ketua Delegasi RI, Laksamana Pertama,
Toto Permanto, serta Deputi I Badan Nasional Pengolahan Perbatasan, MH.
Susetyo hadir dalam jamuan makan malam ini.Sumber : www.kabarmakassar.com
0 komentar:
Posting Komentar