Photo: presidenri.go.id |
Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membuka Jakarta
International Defence Dialogue (JIDD) 2013 di Plenary Hall, Jakarta
Covention Centre, Rabu (20/3) pukul 10.00 WIB. JIDD ke-3 ini bertemakan
'Pertahanan dan Diplomasi di Kawasan Asia Pasifik'. Hadir sejumlah
pejabat pemerintah, perwira militer, akademisi, dan pembuat kebijakan
dari wilayah Asia Pasifik dan delegasi negara-Asia, Eropa, Amerika
Serikat, dan Australia.
Dalam pidatonya, Presiden SBY menjelaskan bahwa dewasa ini sangat diperlukan diplomasi pertahanan dalam pengembangan pertahanan dan keamanan Indonesia dan kawasan Asia.
"Peningkatan ini tentu tidak hanya dalam arti jumlah armada perang serta personel, tetapi kerja sama yang erat antarnegara di dalam suatu kawasan, melalui dialog dan trust building. Pertahanan dan keamanan kawasan yang dibangun atas dasar kerja sama antarnegara telah menjadi ciri khas abad sekarang ini," kata Presiden SBY.
Sementara itu, dalam sambutannya Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan bahwa JIDD diselenggarakan untuk mempromosikaan kerja sama antarpemerintah dalam menghadapi ancaman-ancaman dan tantangan bersama.
Selain Presiden SBY, PM Timor Leste Xanana Gusmao juga menyampaikan pidatonya. Menurut PM Xanana, forum ini dapat dikategorikan sebagai 'satu setengah jalur diplomasi' (one-and-a half track of diplomacy) karena mempertemukan pejabat pemerintah dan pakar. "Dengan format ini diharapkan para peserta dapat berdialog membahas isu-isu dari berbagai sudut pandang yang berbeda," Xanana menambahkan.
Usai resmi membuka JIDD ketiga ini, Presiden SBY meninjau lokasi pameran APSDEX atau Asia Pacific Security and Defence Expo. APSDEX merupakan pameran dan konferensi yang bertujuan untuk promosi dan menjalin kerja sama di bidang industri, khususnya industri pertahanan dan keamanan.
Beberapa menteri pertahanan negara ASEAN yang turut hadir pada kegiatan ini, antara lain, Menhan Singapura Ng Eng Hen, Menhan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi, dan Menhan Pakistan Syed Naveed Qamar. Dari jajaran KIB II tampak Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mendag Gita Wirjawan, Menlu Marty Natalegawa, dan Kapolri Timur Jenderal Pradopo.
Dalam pidatonya, Presiden SBY menjelaskan bahwa dewasa ini sangat diperlukan diplomasi pertahanan dalam pengembangan pertahanan dan keamanan Indonesia dan kawasan Asia.
"Peningkatan ini tentu tidak hanya dalam arti jumlah armada perang serta personel, tetapi kerja sama yang erat antarnegara di dalam suatu kawasan, melalui dialog dan trust building. Pertahanan dan keamanan kawasan yang dibangun atas dasar kerja sama antarnegara telah menjadi ciri khas abad sekarang ini," kata Presiden SBY.
Sementara itu, dalam sambutannya Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan bahwa JIDD diselenggarakan untuk mempromosikaan kerja sama antarpemerintah dalam menghadapi ancaman-ancaman dan tantangan bersama.
Selain Presiden SBY, PM Timor Leste Xanana Gusmao juga menyampaikan pidatonya. Menurut PM Xanana, forum ini dapat dikategorikan sebagai 'satu setengah jalur diplomasi' (one-and-a half track of diplomacy) karena mempertemukan pejabat pemerintah dan pakar. "Dengan format ini diharapkan para peserta dapat berdialog membahas isu-isu dari berbagai sudut pandang yang berbeda," Xanana menambahkan.
Usai resmi membuka JIDD ketiga ini, Presiden SBY meninjau lokasi pameran APSDEX atau Asia Pacific Security and Defence Expo. APSDEX merupakan pameran dan konferensi yang bertujuan untuk promosi dan menjalin kerja sama di bidang industri, khususnya industri pertahanan dan keamanan.
Beberapa menteri pertahanan negara ASEAN yang turut hadir pada kegiatan ini, antara lain, Menhan Singapura Ng Eng Hen, Menhan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi, dan Menhan Pakistan Syed Naveed Qamar. Dari jajaran KIB II tampak Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mendag Gita Wirjawan, Menlu Marty Natalegawa, dan Kapolri Timur Jenderal Pradopo.
Sumber: presidenri.go.id
0 komentar:
Posting Komentar