PONTIANAK - Wakil Ketua MPR, Ahmad Farhan Hamid, dan
Anggota MPR RI Al Muzammil berjanji akan memperjuangkan pengelolaan
kawasan perbatasan ke Pemerintah SBY. Hal itu diungkapkannya dalam
program sosialisasi MPR RI Goes to Campus yang diselenggarkan di
Auditorium Untan, Senin (25/3/2013) pagi.
"Kemarin sudah mengunjungi dua kawasan, di sebatik di Kalimantan Timur, dan NTT di Belu. Jadi ini masuk kampus untuk membangkitkan gairah kalangan mahasiswa seluruh Indonesia, bukan hanya disini, dan akan disiarkan secara langsung," kata Ahmad Farhan
Dikatakannya, membangun negeri ini tidak ada kata terlambat. Diharapkan semangat nasionalisme melalui rasa memiliki bangsa ini, memiliki wilayah ini, memiliki masa depan, bisa tercapai.
"Setelah tertanam kepada generasi muda makan akan bergerak keberbagai penjuru, menjadi ilmuwan yang berkepribadian, menjadi eksekutif, dan legislatif juga demikian," tuturnya.
Hadir dalam dialog Rektor Untan, Thamrin Usman, Pengamat Hukum Untan, Hermansyah, dan para mahasiswa dari FKIP, FISIP. Acara berlangsung cukup terbuka dimana mahasiswa khususnya yang berasal dari kawasan perbatasan mempertanyakan realisasi janji pembangunan kawasan perbatasan yang saat ini masih sebatas mimpi.
Ditanya terkait kewenangan untuk memperkuat posisi BNPP dalam hal pengelolaan perbatasan termasuk kawasan perbatasan Kalbar yang tertinggal, Ahmad Dahlan mengaku tidak bisa mengintervensi. Hal itu dikarenakan tugas dan kewenangan Pemerintah atau Eksekutif.
"Kami hanya membuat Undang-undang Dasar, dan kemudian melantik presiden. Tetapi apa yang kita temukan dilapangan ini akan dikomunikasikan dengan Presiden. Presiden yang akan mengintegrasikan kedalam program-program. Dan seperti terungkap bahwa agar BNPP diberi hak eksekusi untuk melaksanakan program, karena kenyataan dilapangan hanya untuk koordinasi tidak cukup, malah over cost," paparnya.
"Kemarin sudah mengunjungi dua kawasan, di sebatik di Kalimantan Timur, dan NTT di Belu. Jadi ini masuk kampus untuk membangkitkan gairah kalangan mahasiswa seluruh Indonesia, bukan hanya disini, dan akan disiarkan secara langsung," kata Ahmad Farhan
Dikatakannya, membangun negeri ini tidak ada kata terlambat. Diharapkan semangat nasionalisme melalui rasa memiliki bangsa ini, memiliki wilayah ini, memiliki masa depan, bisa tercapai.
"Setelah tertanam kepada generasi muda makan akan bergerak keberbagai penjuru, menjadi ilmuwan yang berkepribadian, menjadi eksekutif, dan legislatif juga demikian," tuturnya.
Hadir dalam dialog Rektor Untan, Thamrin Usman, Pengamat Hukum Untan, Hermansyah, dan para mahasiswa dari FKIP, FISIP. Acara berlangsung cukup terbuka dimana mahasiswa khususnya yang berasal dari kawasan perbatasan mempertanyakan realisasi janji pembangunan kawasan perbatasan yang saat ini masih sebatas mimpi.
Ditanya terkait kewenangan untuk memperkuat posisi BNPP dalam hal pengelolaan perbatasan termasuk kawasan perbatasan Kalbar yang tertinggal, Ahmad Dahlan mengaku tidak bisa mengintervensi. Hal itu dikarenakan tugas dan kewenangan Pemerintah atau Eksekutif.
"Kami hanya membuat Undang-undang Dasar, dan kemudian melantik presiden. Tetapi apa yang kita temukan dilapangan ini akan dikomunikasikan dengan Presiden. Presiden yang akan mengintegrasikan kedalam program-program. Dan seperti terungkap bahwa agar BNPP diberi hak eksekusi untuk melaksanakan program, karena kenyataan dilapangan hanya untuk koordinasi tidak cukup, malah over cost," paparnya.
Sumber: TribunPontianak
0 komentar:
Posting Komentar