Presiden Filipina Benigno Aquino III Selasa kemarin
mengumumkan peningkatan anggaran pertahanan senilai 75 miliar Peso atau
Rp17,5 triliun untuk mengamankan laut mereka. Pengumuman ini disampaikan
di tengah konflik yang memanas dengan Taiwan dan ancaman dari China
terkait sengketa Laut China Selatan.
Diberitakan Chanel News Asia, di tengah-tengah perayaan 115 tahun tentara Angkatan Laut Filipina, Aquino mengatakan bahwa penambahan anggaran diperlukan untuk melindungi kedaulatan negaranya.
"Kami memiliki pesan yang jelas kepada dunia bahwa negara Filipina ada untuk warganya. Dan kami memiliki kapasitas untuk mengusir semua pengacau yang memasuki teritori kami," ujar Aquino kepada Kepala AL mereka.
Aquino menjelaskan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk program modernisasi persenjataan Filipina yang diketahui merupakan yang terlemah di Asia Tenggara. Dia mengatakan di tahun 2017 mendatang, AL Filipina akan memiliki dua kapal fregat baru, dua helikopter penghancur kapal selam, tiga kapal cepat untuk pasukan penjaga perbatasan dan delapan kendaraan amfibi penyerang.
"Kami juga akan meningkatkan peralatan komunikasi, intelijen dan sistem pemantauan," ujarAquino.
Sebelumnya Aquino mengaku telah membelanjakan anggaran senilai 28 miliar Peso atau Rp6,6 triliun untuk modernisasi peralatan militernya sejak tiga tahun terakhir. Ini termasuk pembelian dua kapal Hamilton-class cutters yang telah diperbarui dari penjaga perbatasan pantai Amerika Serikat.
Kapal jenis Hamilton-class cutters diberi nama BRP Gregorio del Pilar yang sudah masuk perairan Filipina di tahun 2011. Sementara satu lagi dijadwalkan akan tiba pada bulan Agustus tahun ini.
Selain itu, Filipina juga melakukan pembelian alutsista ke Jepang berupa 10 kapal patroli. Menurut Filipina pembelian ini sudah mendesak untuk dilakukan mengingat konflik sengketa di Laut China Selatan semakin memanas.
Januari lalu, Filipina mengancam akan mengadukan China ke pengadilan internasional terkait sengketa pulau. China dilaporkan bertindak agresif dengan mengirimkan kapal patroli dan personel militer ke gugusan Scarborough (Panatag).
Selain itu, Filipina juga terlibat ketegangan dengan Taiwan usai penembakan yang menewaskan seorang nelayan Taiwan. Pemerintah Taiwan marah besar dan mengancam akan menggelar latihan perang untuk mengantisipasi peristiwa serupa di masa depan.
Namun kendati Filipina telah meningkatkan anggaran militernya, apabila dibandingkan dengan China jumlah itu masih sangat kecil. Pada bulan Maret ini, China mengumumkan anggaran pertahanan sebesar US$115 miliar atau Rp1.122 triliun.
Diberitakan Chanel News Asia, di tengah-tengah perayaan 115 tahun tentara Angkatan Laut Filipina, Aquino mengatakan bahwa penambahan anggaran diperlukan untuk melindungi kedaulatan negaranya.
"Kami memiliki pesan yang jelas kepada dunia bahwa negara Filipina ada untuk warganya. Dan kami memiliki kapasitas untuk mengusir semua pengacau yang memasuki teritori kami," ujar Aquino kepada Kepala AL mereka.
Aquino menjelaskan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk program modernisasi persenjataan Filipina yang diketahui merupakan yang terlemah di Asia Tenggara. Dia mengatakan di tahun 2017 mendatang, AL Filipina akan memiliki dua kapal fregat baru, dua helikopter penghancur kapal selam, tiga kapal cepat untuk pasukan penjaga perbatasan dan delapan kendaraan amfibi penyerang.
"Kami juga akan meningkatkan peralatan komunikasi, intelijen dan sistem pemantauan," ujarAquino.
Sebelumnya Aquino mengaku telah membelanjakan anggaran senilai 28 miliar Peso atau Rp6,6 triliun untuk modernisasi peralatan militernya sejak tiga tahun terakhir. Ini termasuk pembelian dua kapal Hamilton-class cutters yang telah diperbarui dari penjaga perbatasan pantai Amerika Serikat.
Kapal jenis Hamilton-class cutters diberi nama BRP Gregorio del Pilar yang sudah masuk perairan Filipina di tahun 2011. Sementara satu lagi dijadwalkan akan tiba pada bulan Agustus tahun ini.
Selain itu, Filipina juga melakukan pembelian alutsista ke Jepang berupa 10 kapal patroli. Menurut Filipina pembelian ini sudah mendesak untuk dilakukan mengingat konflik sengketa di Laut China Selatan semakin memanas.
Januari lalu, Filipina mengancam akan mengadukan China ke pengadilan internasional terkait sengketa pulau. China dilaporkan bertindak agresif dengan mengirimkan kapal patroli dan personel militer ke gugusan Scarborough (Panatag).
Selain itu, Filipina juga terlibat ketegangan dengan Taiwan usai penembakan yang menewaskan seorang nelayan Taiwan. Pemerintah Taiwan marah besar dan mengancam akan menggelar latihan perang untuk mengantisipasi peristiwa serupa di masa depan.
Namun kendati Filipina telah meningkatkan anggaran militernya, apabila dibandingkan dengan China jumlah itu masih sangat kecil. Pada bulan Maret ini, China mengumumkan anggaran pertahanan sebesar US$115 miliar atau Rp1.122 triliun.
Sumber: Vivanews
0 komentar:
Posting Komentar