Photo: Puspen TNI |
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E.,
menerima Laporan Korps Kenaikan Pangkat 40 Perwira Tinggi (Pati) TNI,
terdiri dari 15 Pati TNI Angkatan Darat, 9 Pati TNI Angkatan Laut dan 16 Pati
TNI Angkatan Udara, bertempat di Ruang Hening Mabes TNI Cilangkap Jakarta,
Senin (25/2). Laporan Korps Kenaikan Pangkat tersebut berdasarkan Surat
Perintah Panglima TNI Nomor : Sprin/375 /II/2013 tanggal 19 Februari 2013
tentang kenaikan pangkat ke dalam golongan Pati TNI.
TNI Angkatan Darat yaitu : Mayjen TNI Sumartono, S.E (Deputi
Bid. Operasi SAR Basarnas); Mayjen TNI Maliki Mift, S.I.P.,M.H. (Pa Ssuspom
TNI); Mayjen TNI I Wayan Midhio, M. Phil (Wakil Rektor Bid. II Kerjasama
Unhan); Mayjen TNI Dr. Ir Suharno, M.M. (Pa Sahli Tk. III Bid. Polkamnas
Panglima TNI); Mayjen TNI Drs. Herry Noorwanto, M.A. (Kepala Satuan Pengawas Unhan);
Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono (Sesmilpres Kemsetneg); Brigjen TNI Ali
Imron Kadir (Bandep Sosbud Setjen Wantannas); Brigjen TNI Fajar Budijanto,
S.Sos. (Dirmat Ditjen Kuathan Kemhan); Brigjen TNI Wahyu Agung S.W., S.E.
(Kapuskon Baranahan Kemhan); Brigjen TNI Tatang Zaenudin (Dirops dan Lat
Basarnas); Brigjen TNI Gustaf Heru Prayitno (Dirdik Akademi TNI); Brigjen TNI
Irwansyah, M.Sc. (Waaspam Kasad); Brigjen TNI Wahyu Agung Prayitno S.Pd. (Athan
RI di Washington DC); Brigjen TNI dr. Douglas Singkara Umboh (Dirkes Ditjen
Kuathan Kemhan); Brigjen TNI Endang Sodik, M.B.A (Pa Sahli Tk. II Was Eropa
& AS Sahli Bid. Hubint Panglima TNI).
TNI Angkatan Laut yaitu : Laksda TNI Susanto (TA Pengajar Bid.
Hankam Lemhannas; Laksda TNI INGN Aryatmaja, S.E. (Gubernur AAL); Laksda TNI
Desi Albert Mamahit, M.Sc. (Danseskoal); Laksma TNI Sulang Priyadi (Pa Sahli
Tk. II Kamkonf Komunal Sahli Bid. Polkamnas Panglima TNI); Laksma TNI Rudito
Hadi Purwanto (Pati Sahli Kasal Bid. Sumda Hanneg); Laksma TNI Dwi Widjajanto (Irbin
Itjenal); Laksma TNI dr. Nelson Pandaleke (Karumkital dr. RML Diskesal);
Laksma TNI Wuspo Lukito, S.E. (Danguskamlaarmatim); Brigjen TNI (Mar) Siswoyo
Hari S. (Danpasmar I Kormar).
TNI Angkatan Udara yaitu : Marsdya TNI Boy Syahril Qamar, S.E.
(Wakasau); Marsda TNI Sunarbowo Sandi. M.Sc (Deputi Bid. Potensi SAR Basarnas);
Marsda TNI Djoko Setiono, S.Ap. (Ketua LPPM Unhan); Marsda TNI Madar Sahib
H.S., Psc., SSP. (Pa Sahli Tk II Bid. Jahrit Staf Ahli Panglima TNI); Marsda
TNI Chaeruddin Ray, S.E. (Pa Sahli Tk. III
Bid. Ekkudag Panglima TNI); Marsda TNI Ir. Beng Tardjani (TA. Pengkaji Bid.
Diplomasi Lemhannas); Marsda TNI Potler Gultom S.H. (TA. Pengajar Bid.
Ekonomi Lemhannas); Marsda TNI Moch. Nurullah, S.I.P. (Dankodikau); Marsma TNI
Nil Handri (Kadispotdirga); Marsma TNI Baskoro Alrianto, M.Sc. (Karo Telematika
Settama Lemhannas); Marsma TNI HM. Tata Hendrataka (Irbinsumda Itjenau); Marsma
TNI Wahyudi Sumarwoto, S.E., M.Si. (Pati Sahli Kasau Bid. Sumdanas Sahli
Kasau); Marsma TNI Agus Munandar, S.E. (Danlanud Adi Sutjipto); Marsma TNI Hadi
Tjahjanto, S.I.P. (Direktur Bina Ketenagaan dan Pemasyarakatan SAR Basarnas);
Marsma TNI Wieko Syofyan (Athan RI di Canberra Australia); Marsma TNI dr. Benny
Hosiana T, Sp.BOT., MH. Kes., Sp.KP. (Ka RSAU dr. S. Hardjolukito).
Dalam amanatnya Panglima TNI mengatakan
bahwa, kenaikan pangkat dapat memberikan warna cerah dan menjadikan amalan yang tidak terputus untuk senantiasa
bekerja di atas landasan semangat guna meningkatkan kinerja, kapasitas diri dan
kualitas tugas, dalam kerangka tugas
pokok TNI, demi kejayaan TNI, bangsa dan negara tercinta.
Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan,
tantangan tugas yang dihadapi TNI tidak bergerak linear dan tidak berimplikasi tunggal. Namun sebaliknya, implikasinya dapat menyentuh, merambah dan
mengait semua aspek kehidupan, baik politik dan sosial budaya, maupun pertahanan dan keamanan.
Satu kerawanan dapat menyelam dan kemudian eksis pada semua aspek kehidupan.
sebaliknya, satu aspek kehidupan dapat
menghadirkan berbagai kerawanan yang begitu variatif, yang akumulasinya
tidak jarang mengarah pada timbulnya
masalah keamanan. Lebih jauh, faktor-faktor SARA sudah berbaur menjadi satu,
dan belakangan ini timbul tendensi bahwa tidak selamanya
kekuasaan, ideologi atau ekonomi menjadi sumber konflik.
Mencermati
hasil penelitian ahli
psikologi Roy J. Eidelson, terdapat lima ide atau gagasan
dan/atau
kepercayaan berbahaya yang memicu kekerasan antar kelompok dan
munculnya
radikalisme di Indonesia, yaitu
superioritas, ketidakadilan, kerentanan, ketidakpercayaan dan
ketidak-berdayaan. Dari kelima ide tersebut, menurut Panglima TNI,
ketidakpercayaan saat ini mendominasi dan menjadi penyebab
konflik-konflik apapun, terutama konflik
antar kelompok masyarakat.
Sedangkan ketidakberdayaan satu
kelompok masyarakat dalam suatu konflik,
dapat dimanfaatkan untuk mendorong
perjuangan kebangkitannya, yang dikembangkan melalui aksi-aksi radikal
dan intoleransi, yang kemudian secara perlahan bertransformasi menuju
aksi
terorisme. Inilah salah satu hybrid
terrorism yang perkembangan ideologinya telah berada pada tingkat yang mengkhawatirkan, dengan modus operandi yang sangat variatif, pola
terorisme tersebut mampu merambah masuk ke sekolah-sekolah menengah atas, perguruan tinggi, pegawai negeri dan
pegawai swasta.
Dari kelima ide tersebut, Panglima
TNI berharap agar kondisi ini harus terus dicermati, untuk selanjutnya
dianalisis dan disampaikan kepada pimpinan
dalam rangka penguatan jatidiri serta pembinaan mental prajurit TNI, agar tidak terpengaruh oleh lima ide
berbahaya tersebut. Analisis tersebut
diperlukan dalam rangka antisipasi dan kesiapsiagaan pelibatan TNI dalam rangka
keamanan dan pengamanan terpadu,
sebagaimana yang diamanatkan oleh instruksi presiden nomor 2 tahun 2013
tentang penanganan gangguan keamanan dalam negeri, khususnya dalam rangka
memasuki tahun politik 2013 dan Pemilu 2014.
Turut hadir dalam acara tersebut, antara lain Kasum TNI, Irjen
TNI, Koorsahli Panglima TNI, para Asisten Panglima TNI dan Kapuspen TNI Laksda TNI
Iskandar Sitompul, S.E..
0 komentar:
Posting Komentar