India kembali mencari cara untuk memperkuat ikatan dengan Myanmar,
sebagai bagian dari usaha guna meningkatkan hubungan dengan
negara-negara tetangganya. Sebagai bagian dari usaha penjangkauan, Menteri Pertahanan India AK Antony mengunjungi Myanmar pada tanggal 21 dan 22 Januari.
Antony memimpin suatu delegasi tingkat tinggi, termasuk Menteri
Pertahanan Shashikant Sharma, Komandan Pasukan Timur Letjen Dalbir
Suhag, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya Robin Dhowan, dan
pejabat tinggi lainnya.
Pada kunjungan tersebut, Antony bertemu dengan Presiden Myanmar, Thein Sein, di Naypyidaw dan menyampaikan pentingnya posisi India dalam memperkuat ikatan dalam semua bidang, termasuk pertahanan.
Antony menekankan bahwa sebagai dua negara tetangga yang berbagi
perbatasan daratan dan lautan, kedua pihak harus bekerja sama guna
mengatasi masalah bersama.
Dengan menekankan bahwa kunjungan ketiga Kepala Dinas India ke
Myanmar dalam kurun waktu 18 bulan terakhir sebagai cerminan hasrat
pemerintah India untuk memperkuat ikatan di antara mereka, Antony juga
mengatakan bahwa kunjungan ini dan pertukaran lain baru-baru ini, telah
menyediakan pemahaman lebih baik bagi kedua pihak dalam hal
kekhawatiran, kebutuhan, serta kekuatan bersama.
Presiden Myanmar menyambut usaha ini dan mengatakan bahwa negaranya
juga dapat memainkan peran sebagai jembatan antara India dan Asia
Tenggara.
Thein Sein meyakinkan Antony bahwa Myanmar tidak akan membiarkan wilayahnya digunakan oleh kelompok pemberontak anti-India.
Pertemuan pemimpin pertahanan kedua negara
Antony juga menemui Kepala Komandan Urusan Pertahanan, Wakil Jenderal
Senior Min Aung Hlaing, dan mendiskusikan masalah terkait pengelolaan
perbatasan, interaksi angkatan bersenjata, serta masalah pertahanan dan
keamanan lain yang menjadi kepentingan kedua pihak.
Kedua negara sepakat untuk meningkatkan patroli militer di sepanjang
perbatasan daratan dan maritim, guna membatasi aktivitas kelompok
pemberontak dan aktivitas ilegal serta kriminal lainnya di daerah ini.
Para pejabat Myanmar dan India juga sepakat bahwa tidak satu pun dari
mereka yang boleh membiarkan wilayah masing-masing digunakan bagi
aktivitas yang berbahaya bagi keamanan yang lain, demikian pernyataan
Menteri Pertahanan India.
India mengingat China
“India telah berusaha keras membina hubungan baik dengan Myanmar,
guna mencegah pengaruh China yang semakin meluas di wilayah tersebut.
Walaupun Myanmar memiliki pemerintahan militer selama dua dekade
terakhir, New Delhi telah membangun hubungan diplomatik dengan Myanmar
terutama dengan mengingat China,” Defense News mengutip analis
pertahanan Mahindra Singh, seorang purnawirawan mayor jenderal AD India.
“China telah memiliki pangkalan militer di suatu tanah sewaan di
kepulauan Coco dekat Myanmar, namun New Delhi ingin meningkatkan
hubungan militer dan diplomatik dengan Myanmar,” demikian tulisan
Defense News, sebagai kutipan dari analis pertahanan Nitin Mehta.
Lebih banyak pertemuan pejabat bagi diskusi kerjasama
Pada Pertemuan Tingkat Nasional ke-18 antara Myanmar dan India pada
bulan Desember 2012 di New Delhi, kedua pihak mendiskusikan dan sepakat
untuk bekerjasama dalam berbagai masalah, termasuk mengenai kelompok
pemberontak di sepanjang perbatasan, penyelundupan senjata,
penyelundupan narkoba, masalah pengelolaan perbatasan, penyelundupan
satwa liar ilegal, dan pemeriksaan serta verifikasi tonggak batasan.
Kedua negara "menyatakan kepuasan akan pembukaan Kantor Hubungan
Perbatasan (BLO) ketiga” antara Changlang, India, dan Pangsau, Myanmar,
serta memutuskan untuk membuka BLO keempat di sektor Nagaland antara
Ukhrul, Manipur, India, dan Somra, Myanmar, demikian menurut Biro
Informasi Pers India.
Sekretaris Kementerian Dalam Negeri Urusan Perbatasan, A K Mangotra,
memimpin delegasi dari India. Wakil Menteri dari Kementerian Dalam
Negeri, Brigjen Kyaw Zan Myint, memimpin delegasi Myanmar.
“Dengan mengingat persamaan budaya dan hubungan yang dekat secara
tradisional antara India dan Myanmar, Pak Mangotra menyatakan komitmen
India guna memperkuat kerjasama di antara dua negara ini untuk menghapus
hubungan antara perdagangan narkoba, penyelundupan senjata, dan kaum
ekstremis/teroris,” demikian yang dikatakan Biro Informasi Pers.
Mangotra juga mencari kerjasama dari pihak Myanmar dalam hal patroli
terkoordinasi di sepanjang perbatasan India-Myanmar dan melumpuhkan kamp
kelompok pemberontak India di Myanmar, demi keamanan dan kemakmuran
ekonomi wilayah tersebut.
Kedua pemimpin menekankan pembinaan BLO guna mendukung kerjasama
antar berbagai badan penegak hukum kedua negara, demi kedamaian dan
ketenangan di sepanjang perbatasan.
India berikrar untuk membantu Myanmar dalam transisi politik dan ekonomi
Menteri Luar Negeri India Salman Khurshid, yang mengunjungi Myanmar
sebelumnya pada Desember 2012, mengatakan bahwa India akan membantu
Myanmar dalam transisi politik serta ekonominya. Dia mengatakan bahwa
India siap untuk membantu negara tersebut dengan cara apapun yang sesuai
keinginan pemerintah dan rakyatnya.
“Proyek Kaladan, yang menghubungkan negara bagian Rakhine dan Chin di
Myanmar dengan bagian Timur Laut India, berpotensi untuk meningkatkan
perdagangan antara bagian-bagian kedua negara kita ini. Layanan Bis
Imphal-Mandalay dan Jalan Bebas Hambatan Tiga Negara
India-Myanmar-Thailand diperkirakan dapat mendukung masyarakat di lintas
perbatasan untuk bertemu dan menciptakan ikatan ekonomi dan sosial yang
lebih mendalam. Sama halnya dengan Pasar Perbatasan yang telah
disepakati pendiriannya oleh kedua belah pihak, di sepanjang perbatasan
India-Myanmar,” demikian ungkap Khurshid dalam upacara peresmian
Konferensi Internasional Warisan Budaya Buddha di Yangon.
Bidang-bidang seperti teknologi informasi, pembangunan daerah
perbatasan, pertanian dan peningkatan kapasitas “dapat menciptakan masa
depan yang cerah, yang dapat dinikmati oleh kedua negara,” katanya.
Pada kunjungannya, Khurshid bertemu dengan presiden Myanmar dan juga
para pemimpin politik lain, termasuk pemimpin oposisi dan pemenang
Hadiah Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi, pemimpin Liga Demokrasi Nasional.
Khurshid mengatakan bahwa kedua negara ini "berikatan melalui
geografi dan ikatan ini diperkuat, diperdalam, dan diperkokoh oleh
ikatan historis, budaya, serta spiritual. Tradisi Buddhisme dan Sangha
yang sama-sama dimiliki telah membentuk landasan hubungan awal kita,
ketika para penyair, ahli filsafat, dan pangeran kerajaan berlalu lalang
di kedua negara kita.”
Khurshid juga menyambut usaha pemerintah Myanmar guna merevolusi
negara tersebut dan hubungannya dengan masyarakat global. Dia
menambahkan dalam pidatonya di Yangon, bahwa pemerintah “telah
menetapkan agenda yang ambisius dalam mencapai pemerintahan yang baik,
menegakkan hukum, mengamankan hak-hak dasar warga negara, mengurangi
kesenjangan pendapatan, reformasi ekonomi, dan melestarikan lingkungan
serta dialog politik.”
Dengan didukung oleh negara-negara anggota KTT Asia Timur, India
telah membangkitkan kembali pusat pembelajaran tinggi Buddha yang lama,
yang sekarang dikenal sebagai Nalanda University di negara bagian Bihar
di India, demikian ungkap menteri. Dia juga menambahkan bahwa ajaran
Sang Buddha memiliki cakupan universal dan daya tarik yang tak lekang
oleh waktu. Buddhisme telah menyebar jauh dan meluas dari India ke Asia
Tengah, Tenggara, serta Timur, dan agama ini sekarang dianut oleh lebih
dari 500 juta orang di seluruh dunia.
“Seiring dunia terancam oleh kekerasan dan terorisme, serta konflik
dan kebencian," ungkapnya, "Pesan Buddha mengenai kedamaian, kesetaraan,
persatuan, harmoni, dan toleransi menjadi lebih relevan bagi masa kini
dibandingkan masa-masa sebelumnya dalam sejarah.”
Sumber: apdforum.com
0 komentar:
Posting Komentar