Photo:Wikipedia |
Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) produksi dalam negeri kini
mulai diminati negara-negara luar negeri. Salah satu produsen dalam
negeri paling dilirik adalah PT Pindad (Persero). Menurut Kepala
Sekretaris Perusahaan PT Pindad, Iwan Kusdiana, PT Pindad memproduksi
sejumlah peralatan, di antaranya senjata, munisi, dan panser. Salah satu
paling diminati selain senjata, adalah Panser Anoa.
Iwan menjelaskan, Panser Anoa buatan PT Pindad ini dibuat dengan mesin automatic. "Ini sudah matic. Jadi seperti kita mengendarai Honda Jazz atau lainnya posisi di D itu dia sudah jalan sendiri. Mesinnya kita pakai Renault, transmisinya ZR, sehingga bisa dikendarai dengan sistem otomatis," kata Iwan di PT Pindad, Bandung, Jawa Barat bulan Oktober 2012.
Cuma bedanya, lanjut Iwan, bagaimana pun juga Panser Anoa merupakan kendaraan tempur, di mana saat melaju di medan-medan yang sangat extrem seperti di lumpur atau lainnya, maka tidak direkomendasikan di posisi D. "Kita rekomen posisi 1 atau 2 untuk menyeimbangkan dengan medannya," kata dia.
Iwan menjelaskan, mesin matic Panser Anoa bisa diatur dalam posisi full otomatis atau dibatasi gigi otomatisnya. "Jadi kalau di lokasi extrem dia bisa main di posisi 1 atau posisi 2, tidak perlu diatur sampai full otomatis," ujar dia.
Menurutnya, negara-negara luar memang menunjukkan ketertarikannya terhadap Panser Anoa ini. Dan PT Pindad juga akan melakukan kustomisasi sesuai permintaan negara berminat. "Misalnya Filipina, dia minta mesinnya pakai mesin Mercy. Jadi kita sesuaikan permintaan dia," kata dia.
Meski begitu, Iwan mengakui, belum ada satu negara pun yang sudah deal untuk membeli alutsista buatan PT Pindad, khususnya Panser Anoa. Semua masih dalam tahap penjajakan.
"Belum ada deal. Yang sudah ada deal itu cuma dari dalam negeri. Negara luar yang sudah penjajakan, itu Malaysia, kemarin dia minta 31 Panser Anoa. Brunei Darussalam 10 buah. Ada juga dari Irak. Kalau fix, nanti ada kontrak pembelian," ujar Iwan.
Anoa Paling Laris
Panser Anoa menjadi produksi PT Pindad yang paling laris terjual. Meski, pembelinya masih dalam negeri, seperti TNI dan Polri. Bahkan, karena Anoa ini, penjualan PT Pindad menjadi melambung. "Secara penjualan sedikit, tapi omzetnya besar. Kita sampai 2008, ada omzet Rp1,13 triliun. Karena itu penjualan PT Pindad didongkrak oleh penjualan Anoa," ujar Iwan.
"Itu omzet dalam negeri saja. Karena harga untuk luar negeri itu beda," ujarnya.
Pada tahun 2008, dia menambahkan, TNI memesan 154 buah Panser Anoa berbagai tipe. Untuk tahun 2011 TNI memesan 11 Panser Anoa tipe APC. "Tahun ini pesan 61 unit," kata dia.
"Tipe Anoa itu ada tipe APC, Ambulan, Recovery, Logistik, Amunisi. Itu sudah tersebar di berbagai Kodam. Siliwangi, Makassar, Timika, dan lain-lain," ujarnya.
Iwan menjelaskan, Panser Anoa memang digunakan untuk pengamanan juga. "Biasanya pengamanan tamu-tamu penting VVIP atau ada kunjungan Presiden keluar kota," ujar Iwan.
Iwan menjelaskan, Panser Anoa buatan PT Pindad ini dibuat dengan mesin automatic. "Ini sudah matic. Jadi seperti kita mengendarai Honda Jazz atau lainnya posisi di D itu dia sudah jalan sendiri. Mesinnya kita pakai Renault, transmisinya ZR, sehingga bisa dikendarai dengan sistem otomatis," kata Iwan di PT Pindad, Bandung, Jawa Barat bulan Oktober 2012.
Cuma bedanya, lanjut Iwan, bagaimana pun juga Panser Anoa merupakan kendaraan tempur, di mana saat melaju di medan-medan yang sangat extrem seperti di lumpur atau lainnya, maka tidak direkomendasikan di posisi D. "Kita rekomen posisi 1 atau 2 untuk menyeimbangkan dengan medannya," kata dia.
Iwan menjelaskan, mesin matic Panser Anoa bisa diatur dalam posisi full otomatis atau dibatasi gigi otomatisnya. "Jadi kalau di lokasi extrem dia bisa main di posisi 1 atau posisi 2, tidak perlu diatur sampai full otomatis," ujar dia.
Menurutnya, negara-negara luar memang menunjukkan ketertarikannya terhadap Panser Anoa ini. Dan PT Pindad juga akan melakukan kustomisasi sesuai permintaan negara berminat. "Misalnya Filipina, dia minta mesinnya pakai mesin Mercy. Jadi kita sesuaikan permintaan dia," kata dia.
Meski begitu, Iwan mengakui, belum ada satu negara pun yang sudah deal untuk membeli alutsista buatan PT Pindad, khususnya Panser Anoa. Semua masih dalam tahap penjajakan.
"Belum ada deal. Yang sudah ada deal itu cuma dari dalam negeri. Negara luar yang sudah penjajakan, itu Malaysia, kemarin dia minta 31 Panser Anoa. Brunei Darussalam 10 buah. Ada juga dari Irak. Kalau fix, nanti ada kontrak pembelian," ujar Iwan.
Anoa Paling Laris
Panser Anoa menjadi produksi PT Pindad yang paling laris terjual. Meski, pembelinya masih dalam negeri, seperti TNI dan Polri. Bahkan, karena Anoa ini, penjualan PT Pindad menjadi melambung. "Secara penjualan sedikit, tapi omzetnya besar. Kita sampai 2008, ada omzet Rp1,13 triliun. Karena itu penjualan PT Pindad didongkrak oleh penjualan Anoa," ujar Iwan.
"Itu omzet dalam negeri saja. Karena harga untuk luar negeri itu beda," ujarnya.
Pada tahun 2008, dia menambahkan, TNI memesan 154 buah Panser Anoa berbagai tipe. Untuk tahun 2011 TNI memesan 11 Panser Anoa tipe APC. "Tahun ini pesan 61 unit," kata dia.
"Tipe Anoa itu ada tipe APC, Ambulan, Recovery, Logistik, Amunisi. Itu sudah tersebar di berbagai Kodam. Siliwangi, Makassar, Timika, dan lain-lain," ujarnya.
Iwan menjelaskan, Panser Anoa memang digunakan untuk pengamanan juga. "Biasanya pengamanan tamu-tamu penting VVIP atau ada kunjungan Presiden keluar kota," ujar Iwan.
Sumber: vivanews
Kendaraan
tempur pengangkut personil (APC : Armoured personal carrier) dengan
sistem penggerak 6 roda simetris, dirancang khusus untuk kebutuhan
ALUTSISTA TNI-AD khususnya satuan kavaleri Dirancang dan di produksi
oleh anak bangsa khusus untuk TNI, Ukuran dan operasional di sesuaikan
dengan bentuk tubuh TNI dan doktrin dan taktik tempur TNI sebagai
komitmen pindad dalam pemenuhan seluruh alutsista TNI Panser ini dapat
mengangkut 10 personil dengan 3 orang kru, 1 driver 1 commander dan 1
gunner. dilengkapi dengan mounting senjata 12,7 mm yang dapat berputar
360 derajat.
Specification
|
||
220Hp, 2500 Rpm |
|
|
650 Nm, 1300 -1600 Rpm |
650 Nm, 1300 -1600 Rpm
|
|
Compression Ratio |
19.5
|
|
|
||
Model |
ZF S6 - 680
|
|
Type |
Manual
|
|
6 Forward , 1 reverse
|
||
Gear Ratio |
1st 2nd 3rd 4th 5th 6th Reverse
|
|
Axle |
|
|
Model |
ZF S6 - 680
|
|
Axle qty |
3
|
|
Semua bergerak
|
||
Axle steer |
2 axle , depan dan tengah
|
|
Steering |
Menggunakan sistem Hidrolik
|
|
Suspension |
Independent suspension menggunakan torsion bar
|
|
|
||
Service |
sistem Disc brake
|
|
Parking |
Integral to drive line, Spring activated,hydraulically released
|
|
Electrical sistem |
|
|
Battery |
24 Volt 85 Ah ( 4 pcs x 12v)
|
|
Wheel &Tire |
1400 R20 / 18Ply
|
|
Velg R20
|
||
BBM Capasity |
160 ltr
|
|
Body Construction |
|
|
Armoured steel tebal 10 mm
|
||
Floor |
Mild steel tebal 10 mm
|
|
Besi square tebal 3,5 x 40 x40 mm
|
||
Glass |
Armoured glass tebal 30 mm
|
|
Exit Acces |
|
|
sistem mekanik torsi bar
|
||
Ramp door sistem hidrolik dan swing mekanik
|
||
Man Hole |
5 unit sistem mekanik torsi bar pada roof bodi
|
|
Emergensi door |
Masing-masing 1 unit pada sisi kiri dan kanan bodi
|
|
Armament |
|
|
Gun mounting |
1 unit untuk kaliber 12,7 mm
|
|
Granade asap |
Cal. 60 mm, masing-masing 3 buah pada sisi kanan
|
|
4 lubang tembak pada sisi kanan
|
||
|
||
-5o ? 45O
|
||
360o
|
||
Weapon |
1 x 12,7 mm
|
|
Amunition |
500 x 12,7 mm
|
|
Air conditioner |
12 Pk , 3 unit blower
|
|
Fire Extinguisher Tool |
3 unit , 1 unit to front & 2 unit to back
|
|
Pioneer Tool |
1 buah linggis , 1 buah singkup , 1 buah kapak ,
|
|
Equipment |
|
|
Indicator |
Baterai ,Tekanan minyak lumas, Temp. air pendingin
|
|
Lamp |
Lampu Tempur ( black out ) 2 bh di depan, 2 bh di belakang
|
|
|
||
Communication Port |
|
|
Document Bag |
|
|
|
||
|
||
|
||
Performance | ||
Max Speed |
92 km /hr
|
|
45o
|
||
45o
|
||
Side Slope |
35%
|
|
Gradient |
60%
|
|
0,6 m
|
||
1,5 m
|
||
OPTION ALKOM | ||
Radio HF | ||
- Frequency area |
2 - 30 Mhz
|
|
- Frequency Reference |
HF-90M/INA (komersial tipe 718)
|
|
- Burst |
100 Watt ( with PA)
|
|
- Antenna |
3 m with Automatic Antenna Tuner
|
|
Radio VHF | ||
- Frequency area |
30 - 88 Mhz
|
|
- Frequency Reference |
PR1077, atau VHF-90M/INA
|
|
- Burst |
50 Watt ( with PA)
|
|
- Antenna |
3 m with Automatic Antenna Tuner
|
|
Master Communication Control | ||
- Radio I/O |
Max 2 port (two way audio,PTT/Squels)
|
|
- Audio I/O |
Communication bus ( Multiwire )
|
|
- Crew control sig |
Communication bus
|
|
- PS Input |
24 VDC dari PSU
|
|
- PS ke Crew |
Communication bus 24 VDC
|
0 komentar:
Posting Komentar