Jelang libur Hari Buruh pada bulan Mei, Pemerintah China
berencana akan membuka sebuah kepulauan di Laut China Selatan yang
ditujukan untuk menarik wisatawan. Ini cukup beresiko mengingat
kepulauan itu kini masih berada dalam sengketa bersama dengan Vietnam
dan Taiwan.
Rencana itu disampaikan Wakil Gubernur Provinsi Hainan, Li Tan, sebagaimana dikutip Xinhua, Minggu (7/4).
Kata Li Tan, Wisatawan dengan mengendarai kapal pesiar akan diizinkan mendarat di pulau-pulau tersebut untuk jalan-jalan sambil makan dan tidur di kapal mereka.
Sementara itu, tur dengan kapal pesiar banyak dipilih wisatawan karena hotel dan fasilitas lainnya di pulau-pulau tersebut tidak memadai untuk menampung pengunjung yang setiap tahunnya selalu membludak.
China menguasai kepulauan tersebut sejak perang singkat dengan Vietnam Selatan pada tahun 1974. Selain itu, China juga mengklaim seluruh wilayah di Laut China Selatan sebagai wilayah mereka secara sejarah.
Namun begitu, sejumlah kepulauan di Laut China Selatan hingga saat ini masih dalam sengketa. Sejumlah negara di Asia Tenggara bersama China dan Taiwan memperebutkan wilayah tersebut. Selain faktor sejarah dan teritori, faktor potensi kandungan minyak diyakini menjadikan Laut China Selatan diperebutkan.
Rencana itu disampaikan Wakil Gubernur Provinsi Hainan, Li Tan, sebagaimana dikutip Xinhua, Minggu (7/4).
Kata Li Tan, Wisatawan dengan mengendarai kapal pesiar akan diizinkan mendarat di pulau-pulau tersebut untuk jalan-jalan sambil makan dan tidur di kapal mereka.
Sementara itu, tur dengan kapal pesiar banyak dipilih wisatawan karena hotel dan fasilitas lainnya di pulau-pulau tersebut tidak memadai untuk menampung pengunjung yang setiap tahunnya selalu membludak.
China menguasai kepulauan tersebut sejak perang singkat dengan Vietnam Selatan pada tahun 1974. Selain itu, China juga mengklaim seluruh wilayah di Laut China Selatan sebagai wilayah mereka secara sejarah.
Namun begitu, sejumlah kepulauan di Laut China Selatan hingga saat ini masih dalam sengketa. Sejumlah negara di Asia Tenggara bersama China dan Taiwan memperebutkan wilayah tersebut. Selain faktor sejarah dan teritori, faktor potensi kandungan minyak diyakini menjadikan Laut China Selatan diperebutkan.
Sumber: Rakyat Merdeka
0 komentar:
Posting Komentar