Upaya peningkatan di bidang industri
transportasi laut perlu didukung dengan pengembangan teknologi
perkapalan yang maju, dan itu membutuhkan sumber daya manusia yang
handal, sarana prasarana yang memadai, kemajuan teknologi itu sendiri,
dan kemampuan investor lokal serta pangsa pasar yang akan dituju.
Apabila semua itu dikelola dengan baik melalui suatu kebijakan yang
berbasis maritim, niscaya industri perkapalan nasional akan menuju ke
arah mampu mandiri serta berdaya saing tinggi.
Demikian disampaikan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio dalam sambutan Keynote Speech-nya
yang dibacakan oleh Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal)
Laksamana Pertama TNI Untung Suropati pada Seminar Nasional dengan tema
“Teknologi Perkapalan sebagai bagian dari Peradaban Maritim Indonesia”
di Aula Terapung, Universitas Indonesia, Depok, Rabu (10/4).
Kegiatan Seminar nasional yang diselenggarakan Universitas Indonesia bekerja sama dengan Indonesia Maritime Institute (IMI) dengan nama IMI Goes to Campus
diadakan secara rutin berkala di kampus-kampus di seluruh Indonesia
dalam rangka membangun dialog dengan mahasiswa tentang kemaritiman dan
kelautan dengan segala aspek yang terkait, khususnya tentang teknologi
kemaritiman. Dalam seminar ini menampilkan beberapa pembicara yaitu
Kadispenal Laksamana Pertama TNI Untung Suropati, Prof. Dr. Hasjim
Djalal, Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M. Sc., Dr. Ir. Sunaryo, M.Sc., Dr.
Ali Akbar., Dr. Hadi Tresno, serta Direktur Eksekutif IMI Dr. Y.
Paonganan.
Kasal Laksamana TNI Dr.
Marsetio juga menyampaikan bahwa, salah satu peran pemerintah secara
tidak langsung dalam mendorong pembangunan industri perkapalan nasional
sudah dilakukan, diantaranya adalah dengan diterbitkannya Undang-Undang
RI Nomor 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan dan Peraturan
Pemerintah Nomor 42 tahun 2010 tentang Komite Kebijakan Industri
Pertahanan.
“Semua kebijakan tersebut intinya mengarah kepada
peningkatan kerja sama antara Kementerian Pertahanan dengan industri
strategis pertahanan nasional, dalam hal pemenuhan kebutuhan alutsista
TNI, khususnya TNI Angkatan Laut, yaitu berupa pembangunan kapal
perang, yang dalam prosesnya akan terjadi transfer of technology, yang diharapkan turut membantu pengembangan teknologi perkapalan nasional,” kata Kasal.
Lebih lanjut Kasal
mengatakan, bahwa di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6%,
industri perkapalan juga mengalami kemajuan, walaupun belum signifikan.
“Kemajuan tersebut berkat peran pemerintah yang telah menyiapkan road map
pembangunan industri perkapalan di Indonesia tahun 2012-2025, sehingga
di tahun 2013, industri ini naik menjadi 30%. Harapannya industri ini
bisa memproduksi dan mereparasi semua jenis kapal dari yang berukuran
kecil hingga besar,” kata Kasal.
Pada kesempatan tersebut
Kasal juga menilai bahwa Seminar yang digelar ini sebagai forum yang
sangat strategis, karena sebagai negara kepulauan terbesar di dunia,
sudah menjadi tuntutan, bahwa Indonesia kita harus memiliki visi
nasional yang berwawasan dan berorientasi kelautan.
“Saya merasa, forum
seminar nasional ini merupakan media yang sangat baik untuk membangun
dialog tentang kemaritiman atau kelautan dengan segala aspek yang
terkait, khususnya dalam membangun teknologi kemaritiman secara
komprehensif. Semoga melalui forum ini kita semua tergugah dan memahami
betapa pentingnya membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdaulat melalui pembangunan yang berbasis maritim,” jelas Kasal pada
sambutan Keynote Speech yang dibacakan oleh Kadispenal Laksamana Pertama TNI Untung Suropati.
Sementara itu, Pembicara
lain Prof. Dr. Hasjim Djalal menyatakan, bahwa saat ini Indonesia bukan
saja bercita-cita menjadi negara maritim, tetapi sudah menuju negara
maritim. “Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan
diketahui yaitu, mengetahui batas maritim negara Indonesia, kenali
kekayaan alam Indonesia, tingkatkan Iptek dan kemampuan Sumber Daya
Manusia, serta meningkatkan pola koordinasi antara instansi
kemararitiman,” katany.
Seminar yang dilaksanakan
guna mewujudkan kejayaan maritim Indonesia ini, diikuti oleh 125 peserta
dari berbagai instansi dan perguruan tinggi, antara lain perwakilan
mahasiswa UI, IISIP Jakarta, UPN, Prof. Dr. Moestopo, Paramadina, serta
perwakilan Perwira Siswa Pendidikan Reguler Sekolah Staf dan Komando
Angkatan Laut (Seskoal).
Sumber: TNI AL
0 komentar:
Posting Komentar