Salah satu karakter bangsa maritim adalah kemampuan membuat dan
mengoperasikan kapal laut, apalagi jika ditunjang dengan pengembangan
sains dan teknologi.
"Sehingga seminar maritim di UI ini adalah langkas strategis untuk terus menggelorakan semangat untuk membangun kekuatan maritim Indonesia di masa depan," kata Kadispen TNI AL, Laksamana TNI Untung Suropati saat menyampaikan sambutan dalam Seminar Nasional "Teknologi Perkapalan Jejak Peradaban Nusantara" di Aula Terapung kompleks perpustakaan Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat (Rabu, 10/4).
Seminar ini dilaksanakan oleh Indonesia Maritime Insitute (IMI), Teknik Perkapalan UI, TNI AL dan Perhimatekmi (Perhimpunan Mahasiswa Teknik Maritim Indonesia). Hadir dalam acara ini, Kepala Staf TNI AL yang diwakili Kadispen TNI AL, Laksamana TNI Untung Suropati. Sebagai pembicara hadir Prof. Hasjim Djalal, Prof Indra Jaya, Dr. Ali Akbar dan Hadi Tresno.
Prof Hasjim Djalal mengatakan kemampuan Indonesia dalam mengelola dan memanfaatkan laut akan menjadi indikator sebagai negara maritim. "Namun saat ini kita belum menjadi negara maritim, tapi baru sebatas negara kepulauan. Salah satu aspek yang akan menunjang pengembangan maritim adalah keberadaan industri perkapalan, karena tanpa kapal kita tidak akan bisa mengelola laut," ujarnya.
Narasumber lainnya Prof Indra Jaya mengatakan, sebenarnya Indonesia sudah bisa mengembangkan teknologi untuk bisa mengoptimalkan Industri Perkapalan dan membangun sistem pelayaran yang aman. "Seperti membuat MEH (Maritime Electronic Highway) di jalur-jalur pelayaran, serta teknologi penunjanga kapal seperti sonar system dan peralatan navigasi laut lainnya," ujarnya.
Sementara pakar arkeologi maritim UI, Dr Ali Akbar, menjelaskan secara gamblang bagaimana peradaban maritim Indonesia sudah dimulai sejak zaman prasejarah. Ini dibuktikan dengan penemuan lukisan-lukisan di gua purba berupa kapal layar serta temuan arkeologis lainnya.
"Dalam teori arkeologi dikatakan bahwa kebudayaan sebuah bangsa dalam menciptakan teknologi sangat ditentukan oleh lingkungan dimana mereka hidup, tentu masyarakat purba masa lalu akan membangun kekuatan maritim karena lingkungan mereka adalah kepulauan. Jadi kita generasi muda perlu mengembalikan kejayaan bangsa Indonesia dalam bidang maritim,"
Sedangkan Direktur Sksekutif IMI Y. Paonganan yang didampingi Edwin Octoriza selaku ketua pelaksana acara mengatakan bahwa kegiatan Seminar Nasional IMI Goes to Campus akan terus bergulir ke kampus-kampus di seluruh Indonesia untuk terus menyuarakan perlunya bangsa ini menjadi negara maritim yang tangguh dan berdaulat.
"Ini acara rutin IMI, kami di IMI akan terus berjuang untuk mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai negara maritim yang kuat dan tanggung dan disegani oleh bangsa luar," kata Paonganan.
"Sehingga seminar maritim di UI ini adalah langkas strategis untuk terus menggelorakan semangat untuk membangun kekuatan maritim Indonesia di masa depan," kata Kadispen TNI AL, Laksamana TNI Untung Suropati saat menyampaikan sambutan dalam Seminar Nasional "Teknologi Perkapalan Jejak Peradaban Nusantara" di Aula Terapung kompleks perpustakaan Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat (Rabu, 10/4).
Seminar ini dilaksanakan oleh Indonesia Maritime Insitute (IMI), Teknik Perkapalan UI, TNI AL dan Perhimatekmi (Perhimpunan Mahasiswa Teknik Maritim Indonesia). Hadir dalam acara ini, Kepala Staf TNI AL yang diwakili Kadispen TNI AL, Laksamana TNI Untung Suropati. Sebagai pembicara hadir Prof. Hasjim Djalal, Prof Indra Jaya, Dr. Ali Akbar dan Hadi Tresno.
Prof Hasjim Djalal mengatakan kemampuan Indonesia dalam mengelola dan memanfaatkan laut akan menjadi indikator sebagai negara maritim. "Namun saat ini kita belum menjadi negara maritim, tapi baru sebatas negara kepulauan. Salah satu aspek yang akan menunjang pengembangan maritim adalah keberadaan industri perkapalan, karena tanpa kapal kita tidak akan bisa mengelola laut," ujarnya.
Narasumber lainnya Prof Indra Jaya mengatakan, sebenarnya Indonesia sudah bisa mengembangkan teknologi untuk bisa mengoptimalkan Industri Perkapalan dan membangun sistem pelayaran yang aman. "Seperti membuat MEH (Maritime Electronic Highway) di jalur-jalur pelayaran, serta teknologi penunjanga kapal seperti sonar system dan peralatan navigasi laut lainnya," ujarnya.
Sementara pakar arkeologi maritim UI, Dr Ali Akbar, menjelaskan secara gamblang bagaimana peradaban maritim Indonesia sudah dimulai sejak zaman prasejarah. Ini dibuktikan dengan penemuan lukisan-lukisan di gua purba berupa kapal layar serta temuan arkeologis lainnya.
"Dalam teori arkeologi dikatakan bahwa kebudayaan sebuah bangsa dalam menciptakan teknologi sangat ditentukan oleh lingkungan dimana mereka hidup, tentu masyarakat purba masa lalu akan membangun kekuatan maritim karena lingkungan mereka adalah kepulauan. Jadi kita generasi muda perlu mengembalikan kejayaan bangsa Indonesia dalam bidang maritim,"
Sedangkan Direktur Sksekutif IMI Y. Paonganan yang didampingi Edwin Octoriza selaku ketua pelaksana acara mengatakan bahwa kegiatan Seminar Nasional IMI Goes to Campus akan terus bergulir ke kampus-kampus di seluruh Indonesia untuk terus menyuarakan perlunya bangsa ini menjadi negara maritim yang tangguh dan berdaulat.
"Ini acara rutin IMI, kami di IMI akan terus berjuang untuk mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai negara maritim yang kuat dan tanggung dan disegani oleh bangsa luar," kata Paonganan.
Sumber: Rakyat Merdeka
0 komentar:
Posting Komentar