MANILA - Menteri Pertahanan Filipina Voltaire Gazmin
mengklaim, China merupakan pihak yang melanggar Declaration of Conduct
(DoC) Laut China Selatan. Gazmin pun menyinggung situasi di Dangkalan
Ayungin yang letaknya tidak jauh dari Laut China Selatan.
Usai bertemu dengan Duta Besar China Ma Keqing, Gazmin mengatkan bahwa China akan terus memantau masalah sengketa itu. China juga khawatir dengan keberadaan kapal Filipina yang sedang bergerak ke Dangkalan Ayungin untuk menjalani misi pengiriman logistik. Gazmin pun menuduh China melanggar DoC Laut China Selatan.
"Kami selalu mengikuti peraturan yang ada di DoC. kami tidak pernah melanggarnya," ujar Gazmin, seperti dikutip GMA, Jumat (31/6/2013).
Menhan Filipina itu kembali mengingatkan komitmen negaranya untuk melakukan de-eskalasi terhadap konflik Laut China Selatan. Dalam kunjungannya ke Singapura, Gazmin pun akan membahas masalah itu secara bilateral.
Seperti diketahui DoC untuk Laut China Selatan ditandatangani oleh China dan ASEAN pada November 2002. Meski demikian, Code of Conduct masih belum disepakati, China pun menuntut adanya pendekatan secara bilateral untuk menyelesaikan masalah sengketa itu.
Laut China Selatan memang diklaim oleh sejumlah negara ASEAN seperti Brunei, Malaysia, Vietnam dan Filipina. Bersamaan dengan itu, Taiwan pun ikut mengklaim.
Meski Presiden Filipina Benigno Aquino menginginkan jalur damai untuk memecahkan masalah sengketa, belakangan ini Filipina justru terlihat sangat agresif. Mereka berniat mengajukan masalah ini ke arbitrase internasional tanpa persetujuan China.
Usai bertemu dengan Duta Besar China Ma Keqing, Gazmin mengatkan bahwa China akan terus memantau masalah sengketa itu. China juga khawatir dengan keberadaan kapal Filipina yang sedang bergerak ke Dangkalan Ayungin untuk menjalani misi pengiriman logistik. Gazmin pun menuduh China melanggar DoC Laut China Selatan.
"Kami selalu mengikuti peraturan yang ada di DoC. kami tidak pernah melanggarnya," ujar Gazmin, seperti dikutip GMA, Jumat (31/6/2013).
Menhan Filipina itu kembali mengingatkan komitmen negaranya untuk melakukan de-eskalasi terhadap konflik Laut China Selatan. Dalam kunjungannya ke Singapura, Gazmin pun akan membahas masalah itu secara bilateral.
Seperti diketahui DoC untuk Laut China Selatan ditandatangani oleh China dan ASEAN pada November 2002. Meski demikian, Code of Conduct masih belum disepakati, China pun menuntut adanya pendekatan secara bilateral untuk menyelesaikan masalah sengketa itu.
Laut China Selatan memang diklaim oleh sejumlah negara ASEAN seperti Brunei, Malaysia, Vietnam dan Filipina. Bersamaan dengan itu, Taiwan pun ikut mengklaim.
Meski Presiden Filipina Benigno Aquino menginginkan jalur damai untuk memecahkan masalah sengketa, belakangan ini Filipina justru terlihat sangat agresif. Mereka berniat mengajukan masalah ini ke arbitrase internasional tanpa persetujuan China.
Sumber: Okezone
0 komentar:
Posting Komentar