Direktur Utama PT Pindad, Silmy Karim menilai ada dua pilihan untuk memperbaharui Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI. Pertama membeli ke negara lain dan kedua memproduksi sendiri.
"Ketika kita beli, itu menurut kami belum riil. Karena masih tergantung negara lain. Dari 20 negara besar kekuatan ekonomi dunia, Indonesia nomor 16. Dimana industri pertahanan kita?" cetus Silmy di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (4/7)
Memang, diakui Silmy, Indonesia mempunyai pengalaman terbaik dalam perang gerilya. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah Indonesia mempunyai pengalaman perang di laut maupun udara. Selain itu, peperangan sekarang dengan 30 tahun yang lalu jelas berbeda.
"Terus apakah kita sudah mengkaji ancaman terhadap negara kita? Ini harus dikembangkan dengan industri pertahanan," sambungnya.
Menurutnya, industri pertahanan di Indonesia memang harus dikembangkan. Apalagi industri tersebut bernaung di bawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Sumber: Skalanews
0 komentar:
Posting Komentar