JAKARTA - Para sesepuh meminta kepada TNI untuk bisa memberikan jaminan rasa aman, tertib dan damai khususnya dalam menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres).
TNI juga diharapkan menyiapkan kontijensi plan dalam menghadapi situasi-situasi yang kritis.
Hal tersebut dikatakan mantan Wakil Presiden RI Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno saat mengunjungi Panglima TNI Jenderal Moeldoko, di Jalan Merdeka Barat nomor 2 Jakarta Pusat, Kamis (3/7).
"Apapun dinamika dalam masyarakat jangan menjadi suatu ketegangan, apalagi sampai menjadi permusuhan. Indonesia mempunyai doktrin merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur," kata Try Sutrisno, di dampingi sejumlah sesepuh TNI antara lain Jenderal TNI (Purn) Widjojo Sujono, Letjen TNI (Purn) Rais Abin, Letjen TNI (Purn) Syaiful Sulun, dan Letjen TNI (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo.
Kehadiran para sesepuh kepada Panglima TNI, lanjut Try, adalah pesan yang sangat jelas bahwa mantan prajurit yang memiliki jiwa Sapta Marga dan Sumpah Prajurit maka jiwanya tidak akan pernah berubah. "Itulah pesan yang bisa dimunculkan dalam pertemuan ini," ujarnya.
Try Sutrisno menegaskan, bahwa para Purnawirawan tidak perlu rekonsiliasi karena mereka tetap berpijak pada landasan yang sama yaitu sebagai pejuang prajurit, landasannya Sapta Marga dan Pancasila.
"Yang membedakan yaitu praktek politik, setelah pensiun mempunyai hak politik yang sama dengan warga masyarakat yang lain walaupun masing-masing berada di tempat yang berbeda, tapi tidak usah dikhawatirkan kedua belah pihak masih tetap pada alur NKRI yang berlandaskan Pancasila," ujar dia.
Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengucapkan terima kasih kepada para Sesepuh TNI atas pelaksanaan kunjungan kepada Panglima TNI.
"Kehadiran para Sesepuh akan memberikan energi baru bagi TNI, karena para Sesepuh adalah senior yang memiliki pengalaman hidup, pengalaman bekerja di lingkungan TNI sehingga dengan pengalaman itulah TNI menimba ilmu dan memberikan penguatan kepada seluruh prajurit TNI," pungkas Jenderal Moeldoko.
TNI juga diharapkan menyiapkan kontijensi plan dalam menghadapi situasi-situasi yang kritis.
Hal tersebut dikatakan mantan Wakil Presiden RI Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno saat mengunjungi Panglima TNI Jenderal Moeldoko, di Jalan Merdeka Barat nomor 2 Jakarta Pusat, Kamis (3/7).
"Apapun dinamika dalam masyarakat jangan menjadi suatu ketegangan, apalagi sampai menjadi permusuhan. Indonesia mempunyai doktrin merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur," kata Try Sutrisno, di dampingi sejumlah sesepuh TNI antara lain Jenderal TNI (Purn) Widjojo Sujono, Letjen TNI (Purn) Rais Abin, Letjen TNI (Purn) Syaiful Sulun, dan Letjen TNI (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo.
Kehadiran para sesepuh kepada Panglima TNI, lanjut Try, adalah pesan yang sangat jelas bahwa mantan prajurit yang memiliki jiwa Sapta Marga dan Sumpah Prajurit maka jiwanya tidak akan pernah berubah. "Itulah pesan yang bisa dimunculkan dalam pertemuan ini," ujarnya.
Try Sutrisno menegaskan, bahwa para Purnawirawan tidak perlu rekonsiliasi karena mereka tetap berpijak pada landasan yang sama yaitu sebagai pejuang prajurit, landasannya Sapta Marga dan Pancasila.
"Yang membedakan yaitu praktek politik, setelah pensiun mempunyai hak politik yang sama dengan warga masyarakat yang lain walaupun masing-masing berada di tempat yang berbeda, tapi tidak usah dikhawatirkan kedua belah pihak masih tetap pada alur NKRI yang berlandaskan Pancasila," ujar dia.
Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengucapkan terima kasih kepada para Sesepuh TNI atas pelaksanaan kunjungan kepada Panglima TNI.
"Kehadiran para Sesepuh akan memberikan energi baru bagi TNI, karena para Sesepuh adalah senior yang memiliki pengalaman hidup, pengalaman bekerja di lingkungan TNI sehingga dengan pengalaman itulah TNI menimba ilmu dan memberikan penguatan kepada seluruh prajurit TNI," pungkas Jenderal Moeldoko.
Sumber: jpnn.com
0 komentar:
Posting Komentar